Bu Risma, Apakah Situasi Kota Surabaya Sudah Genting?

Sabtu, 28 November 2020 – 17:53 WIB
Kondisi rumah dinas Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Jalan Wali Kota Mustajab yang saat ini terpasang penutup fiber gelap tinggi. FOTO: ANTARA/HO-Golkar Surabaya

jpnn.com, SURABAYA - Rumah dinas Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang tampak berbeda dari biasanya, mendapat sorotan dari sejumlah kalangan.

Pagar rumah dinas Wali Kota Surabaya di Jalan Wali Kota Mustajab itu beberapa hari belakangan ini ditutup tinggi menggunakan fiber gelap.

BACA JUGA: Pilkada Surabaya Memanas, Ada yang Pengin Hancurkan Risma Sekarang Juga

"Kemarin Jalan Sedap Malam yang merupakan akses menuju Balai Kota ditutup. Penghuni rumah di jalan ini dan pegawai pemkot terpaksa memutar. Kini pagar rumah dinas ditutup fiber gelap. Ada apa ini?" kata Ketua Fraksi Golkar DPRD Surabaya Arif Fathoni di Surabaya, Sabtu (28/11).

Ia mengatakan, dengan pagar tinggi itu warga tidak bisa lagi melihat halaman atau teras rumah dinas dari luar.

BACA JUGA: Massa FPI Berpakaian Loreng Mencoba Menghalangi, Kolonel Luqman Arief Tegas

Bahkan pegawai Pemkot Surabaya yang setiap hari melintas di areal Rumah Dinas Wali Kota itu juga kaget.

Toni panggilan akrab Arif Fathoni ini tidak habis pikir dengan fenomena di ujung berakhirnya jabatan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan menjelang Pilkada Surabaya 2020 ini.

BACA JUGA: Brigjen TNI Suswatyo: Pasukan Sudah Ditempatkan di Beberapa Titik

Mestinya, lanjut dia, sebagai pemimpin daerah Kota Surabaya lebih terbuka kepada rakyatnya, bukan malah menutup diri hingga pagar rumah dinas pun ditutup tinggi.

"Tidak berlebihan jika hal ini malah menimbulkan kecurigaan warga. Apa ada yang tidak beres sehingga akses dan pagar rumah dinas harus ditutup," katanya.

Menurut dia, kalau untuk mengantisipasi dampak aksi demo, bukankah demo Omnibus Law, demo Habib Rizieq, atau demo lain juga sudah selesai.

Mestinya akses menuju Balai Kota dibuka lagi dan pagar rumah dinas tidak perlu ditutup tinggi

Fathoni berpandangan bahwa selama ini Risma mencitrakan diri sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat.

Namun di akhir periodenya justru mengambil jarak dengan rakyat dengan menutup akses jalan balai kota dan mempertinggi pagar rumah dinas.

Anggota Komisi A ini menjadi saksi kalau rumah dinas wali kota sejak jaman Wali Kota Cak Narto tidak pernah ditinggikan dan ditutup seperti sekarang.

Hanya di era Risma bikin hal-hal yang mengundang kecurigaan.

Ia kemudian mempertanyakan apa benar situasi keamanan menjelang Pilkada Surabaya 2020 sudah sedemikian genting sehingga akses ditutup.

Pilkada Surabaya 2020 diikuti pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Armuji. Paslon nomor urut 01 tersebut diusung oleh PDI Perjuangan dan didukung oleh PSI.

Selain itu mereka juga mendapatkan tambahan kekuatan dari enam partai politik non parlemen, yakni Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Hanura, Partai Berkarya, PKPI, dan Partai Garuda.

Sedangkan pasangan Machfud Arifin-Mujiaman dengan nomor urut 02 diusung koalisi delapan partai yakni PKB, PPP, PAN, Golkar, Gerindra, PKS, Demokrat dan Partai Nasdem serta didukung partai non-parlemen yakni Partai Perindo. (antara/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler