jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) telah bekerja maksimal hingga akhir 2022.
Sebab, APBN mampu menstabilkan harga sehingga inflasi hingga akhir 2022 mampu terjaga di level 5,5 persen.
BACA JUGA: Sri Mulyani Punya Kabar Baik soal Utang hingga Krisis, Alhamdulillah
“APBN bekerja luar biasa untuk menstabilkan harga, seperti subsidi yang melonjak hingga lebih dari tiga kali lipat,” ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTA secara virtual, Selasa (3/12).
Menurutnya, komoditas minyak merupakan salah satu pemberian subsidi karena harganya melambung di tingkat global.
Meskipun demikian, Indonesia tidak akan terhindar dari inflasi termasuk ketika pemerintah melakukan penyesuaian kenaikan harga BBM.
“Inflasi Indonesia merambat naik saat melakukan penyesuaian harga minyak yang melonjak luar biasa tinggi,” katanya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengungkapkan penggunaan APBN membuat Bank Indonesia tidak perlu merespon kenaikan inflasi secara ekstrem.
Misalnya, seperti berbagai bank sentral di negara maju yang menaikkan suku bunga secara masif sehingga berdampak terhadap perekonomian.
"Inflasi Indonesia berada di level 5,5 persen, relatif baik dibandingkan semua negara baik G20 maupun ASEAN 6 dan ASEAN 5," ungkapnya.
Sebelumnya, Sri Mulyani mencatat defisit APBN sebesar Rp 464,3 triliun per Desember 2022 atau 2,38 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Hal itulah yang mendorong tercapainya rencana konsolidasi fiskal pada 2023.
Lebih lanjut, kondisi defisit APBN pada Desember 2022 terjadi karena pendapatan negara mencapai Rp 2.626,4 triliun dan belanja negara Rp 3.090,8 triliun.
Artinya, pendapatan negara tercatat tumbuh hingga 30,6 persen secara year-on-year (yoy) dan belanja negara naik 10,9 persen yoy.(mcr28/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Wenti Ayu Apsari