Bu Susi Dicap Jarang Sentuh Budi Daya Kerapu

Selasa, 25 Agustus 2015 – 12:32 WIB
Susi Pudjiastuti. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti diminta agar tidak hanya sibuk mengurusi illegal fishing. 

Menteri asal Pangandaran, Jawa Barat itu diharapkan segera mengembangkan budi daya perikanan di Indonesia.

BACA JUGA: Cekcok Soal Tanah, Teman Sekampung Dibakar Hidup-Hidup

Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Budi daya Ikan Laut Indonesia (Abilindo) Wajan Sudja, masih banyak sektor perikanan yang bisa disentuh oleh bos maskapai Susi Air itu.

Untuk kerapu misalnya, Wajan menyebut KKP masih bisa mengembangkan hingga 10 ribu kali lipat. Pasalnya selama ini kerapu merupakan salah satu sektor yang jarang disentuh.

BACA JUGA: Tanpa Kapolda, Pengamanan Tahapan Pilkada Bali Dijamin Lancar

"Kerapu itu masih 0,05 persen sekarang. Kalau saya hitung masih bisa dikembangkan sampai 10 ribu kali dan jauh lebih aman, ramah lingkungan," ujar Wajan saat dihubungi JPNN.com, Selasa (25/8).

Cara tersebut, sambung Wajan mampu membuka banyak lapangan pekerjaan di Indonesia. "Di Indonesia ini kan masalah utama bangsa ada dua, kemiskinan dan lapangan kerja. Kalau itu dikembangkan (membudidayakan perikanan) bisa memberikan lapangan pekerjaan bagi 20 juta orang," tuturnya.

BACA JUGA: Huuuu Payah! Minta Gedung Baru, tapi Paripurna DPR Sepi Anggota

Pria berkacamata ini menambahkan, banyak keuntungan bila pemerintah mengembangkan budi daya perikanan. Salah satunya membantu agar tidak terjadi perpindahan penduduk dari desa ke kota alias urbanisasi. Sebab, selama ini pemerintah belum mampu menekan angka urbanisasi.   

"Kalau itu benar-benar dikembangkan warga di pelosok nggak akan mau ke Jakarta mengais rezeki. Nah ini kan membantu pemerintah dan Pak Ahok (Gubernur DKI Jakarta), Jakarta jadi nggak penuh sama pendatang baru," tandasnya. (chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Didorong Gunakan Jurus Ampuhnya untuk Dongkrak Rupiah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler