jpnn.com, JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menghadiri prosesi ‘Buka Sasi Kerang Lola’ di Pulau Hatta, Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, pada Senin (23/4) lalu.
‘Sasi’ adalah sebuah sistem larangan mengambil sumber daya alam dalam jangka waktu tertentu. Warga Pulau Hatta sejak bertahun-tahun lamanya telah memberlakukan ‘Sasi’ untuk beberapa sumber daya laut, misalnya Lobster, Teripang, Siput Batu Laga, utamanya Kerang Lola.
BACA JUGA: Bu Susi: Pikat Dunia dengan Keindahan Laut Banda
Sasi ini dilakukan untuk menjaga biota laut yang bernilai ekonomi tinggi agar tidak punah. Hal tersebut mendapatkan apresiasi dari Susi
“Ini kearifan yang luar biasa. Kita yang lebih maju justru lebih serakah. Kita harus belajar dari Bapak-bapak bahwa ‘Sasi’, pembatasan itu untuk meningkatkan hasil. Ini yang sedang saya coba untuk promosikan bahwa menjaga kelestarian adalah menambah peningkatan hasil bagi masyarakat,” tutur Susi.
BACA JUGA: IndonesiaâNorwegia Pererat Persahabatan Wujudkan Laut Sehat
Menurutnya, kearifan lokal ini merupakan satu upaya menjaga mutu dan populasi sumber daya hayati.
"Jadi ‘Sasi’ adalah upaya penyetopan penangkapan untuk tujuan menjaga populasi sumber daya alam tetap tersedia, untuk memenuhi kebutuhan anak-cucu sekaligus untuk meningkatan pendapatan masyarakat di masa mendatang," lanjutnya.
BACA JUGA: Bertemu Menlu Jepang, Menteri Susi Perkuat Kerja Sama Maritim
Prosesi ‘Sasi Kerang Lola’ yang diresmikan hari itu akan terus diakhiri pada Oktober 2019 mendatang.
Setelah prosesi ‘Buka Sasi Kerang Lola’, Susi melanjutkan perjalanan ke pesisir pantai Pulau Hatta untuk melakukan panen Kerang Lola.
Panen dilakukan pada saat Buka Sasi selama enam hari setelah diberlakukan sasi selama dua tahun terakhir. Susi bersama-sama masyarakat terlihat antusias melompat dan menyelam untuk memanen makanan laut berdiameter 10-15 cm tersebut.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ingat Pesan Bu Susi, Jangan Punggungi Laut!
Redaktur & Reporter : Yessy