jpnn.com, SURABAYA - Buah naga asal Indonesia masih belum mampu menembus pasar internasional.
Ketua Asosiasi Pengolahan Hasil Hortikultura (Asperhoti) Jatim M. Maulud mengungkapkan, kini para petani masih berusaha memenuhi kebutuhan pasar lokal.
BACA JUGA: 700 Pohon Buah Naga, Keuntungan Rata-rata Rp 20 Juta per Bulan
’’Tren buah naga di Indonesia sangat tinggi. Kadang kami sampai tidak mampu memenuhi pasar lokal,’’ katanya kepada Jawa Pos.
Tingginya permintaan buah naga di Indonesia membuat impor masih harus dilakukan meski dalam jumlah sedikit.
Berdasar data Balai Karantina Tumbuhan Jatim, buah naga masih diimpor dari Vietnam dengan jumlah sekitar 700 kilogram.
Padahal, Jatim merupakan sentra produksi buah naga di Indonesia.
Menurut Maulud, beberapa petani buah naga di Indonesia memang sudah ada yang berusaha untuk melakukan ekspor.
Namun, jumlahnya masih bisa dihitung jari. Kebanyakan masih menggunakan mitra untuk masuk ke pasar internasional.
’’Mungkin sudah ada 100–200 kilogram yang diekspor. Untuk jumlah besar, kami belum siap,’’ ungkapnya.
Maulud mengatakan, pihaknya bersama para petani memang berencana mencoba pasar ekspor.
Namun, jumlah produksi di Indonesia untuk saat ini masih belum cukup.
’’Kita memang harus berpikir ke arah sana. Tapi, pemerintah juga harus mendukung kami,’’ paparnya. (pus/c15/sof)
Redaktur & Reporter : Ragil