jpnn.com, SURABAYA - Bermain sebagai pilihan utama adalah impian para pemain sepak bola. Seringkali pemain pindah ke klub lain tidak selalu karena tawaran gaji yang lebih besar, melainkan juga kesempatan bermain.
Musim lalu Riky Kayame hanya pilihan kesekian di lini serang Persebaya Surabaya. Selama dua musim membela Green Force, dia bukan sosok terpenting di lini serang. Pemain asal Papua itu kalah bersaing dengan Irfan Jaya, Osvaldo Haay, dan Oktafianus Fernando.
BACA JUGA: Musim Lalu Dibuang Persebaya, Sekarang Disayang Klub Baru
Tercatat, musim lalu, dia hanya bermain 16 kali dan hanya enam sebagai starter. Baik saat dilatih Angel Alfredo Vera maupun Djadjang Nurdjaman, dia bukan opsi utama. Hasilnya, dalam semusim dia hanya mampu mempersembahkan satu gol dan tanpa assist.
Baca: Doa Kiai Ma'ruf untuk Prabowo - Sandi Sungguh Menyejukkan Hati
BACA JUGA: 3 Pemain Buangan Persebaya yang Bersinar di Klub Lain
Pada akhir musim dia akhirnya dilepas Persebaya. Lalu, tawaran datang dari rival abadi Persebaya, Arema FC. Tawaran yang langsung diterima Kayame. Hasilnya, di tangan pelatih Milomir Seslija, dia menjadi tumpuan lini serang bersama Dedik Setiawan dan Dendi Santoso.
Sejak Piala Presiden 2019, dia sudah menjadi tumpuan dan ikut berkontribusi membawa klub berjuluk Singo Edan itu keluar sebagai juara dengan mengempaskan Persebaya di final. Total, dia mencetak empat gol di Piala Presiden 2019 dan hanya kalah satu gol dengan Dedik.
BACA JUGA: Tiga Laga Tanpa Kemenangan, Posisi Djanur Terancam di Persebaya
Pada awal musim Liga 1, kepercayaan pun didapatkan dari Seslija. Dia tetap mengisi sisi kiri serang Arema. Dedik bahkan sempat terpinggirkan karena kehadiran Sylvano Comvalius, tapi Kayame tetap starter. Tercatat, kini dia bermain tiga kali, menyumbang satu assist, dan satu umpan kunci.
Saat di Persebaya, eksplosifitas Kayame tidak begitu tampak saat menyerang. Itu berbeda dengan di Arema di mana dia lebih bebas dan sering menusuk ke area gawang. ”Mungkin ini sudah berkah saya di tim Arema FC. Dan saya sebagai pemain profesional harus bisa cepat menyesuaikan diri di tim mana saja yang saya bela,” katanya.
Baca: Merasa Ditipu Ketua Ormas, Pengungsi Gunung Sinabung Minta Uang Rp 250 Juta Dikembalikan
Selain Kayame, beberapa buangan Persebaya yang tampil memikat di klub barunya adalah kiper Dimas Galih dan bek O.K. John. Mereka sama-sama membela tim promosi Kalteng Putra. Selain mereka berdua, sebenarnya masih ada Feri Pahabol, tapi performanya tak secemerlang Dimas dan O.K.John.
Selama di Persebaya, Dimas pilihan kedua setelah Miswar Saputra. Dan, publik Surabaya juga sulit melupakan blundernya musim lalu ketika dibobol Barito Putera tiga gol pada 12 Agustus 2018. Saat itu, Persebaya akhirnya kalah 2-3. Situasi yang membuat Dimas sempat drop.
Tapi, musim ini dia bangkit bersama Kalteng Putra dan selalu jadi opsi utama di bawah mistar gawang. Dia jadi starter saat Kalteng Putra menang 2-1 atas tuan rumah PSIS Semarang (16/5) dan imbang 1-1 dengan Persebaya (21/5). Dan, sekali lagi saat kalah 0-1 oleh Perseru Badak Lampung FC (28/5).
’’Support keluarga yang membuat saya kuat dan bangkit seperti sekarang ini,’’ jelasnya. Selain itu dukungan dari sang pelatih. ”Kesempatan yang diberikan Coach Gomes (de Oliveira, Red) dan kepercayaannya membuat saya menjadi lebih kuat,’’ jelasnya.
Dimas pun enggan dikatakan penampilannya yang apik membuat Kalteng Putra hebat seperti sekarang. Baginya, kerja keras seluruh timlah yang membuat Kalteng Putra jadi tim yang disegani saat ini. ’’Kekompakan dan kekeluargaan juga yang membuat saya nyaman dan tim jadi hebat,’’ jelasnya.
Baca: Anak Buah Tewas Ditembak Perampok, Wakapolda Sumsel Bilang Begini
Selain Dimas, O.K. John juga melakukan hal yang sama. Sejatinya nyaris saja dia bertahan di Persebaya Surabaya. Tapi, kontrak yang dia tunggu tak kunjung datang. Pemain 35 tahun itupun akhirnya memilih klub baru. Keputusan itu yang berbuah manis. Pemain naturalisasi itu jadi pilar tak tergantikan di lini belakang Kalteng Putra.
Dia selalu menjadi pilihan utama baik di Piala Presiden 2019 maupun Liga 1. Duetnya bersama Rafael Bonfim menjadi salah satu tembok menakutkan bagi barisan lini depan lawan. ”Yang pasti karena saya selalu bekerja keras di setiap laga,” kata mantan pemain Madura United itu.
Kehadiran Gomes de Oliveira di kursi pelatih Kalteng Putra juga menjadi faktor lain. Gomes sudah sangat paham dengan gaya bermain O.K. John. Maklum, keduanya memang pernah bekerjasama di Madura United. Karena itu, dia tak ragu untuk memberi kepercayaan penuh kepada O.K. John di lini belakang. (gus/rid/nia/ham)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Eks Pemain Persebaya Seleksi di Persiba
Redaktur & Reporter : Budi