jpnn.com, KUTAI TIMUR - Andi Aso Erang (36), karyawan perusahaan sawit di Kutai Timur yang merupakan warga RT 04, Desa Marukangan, Kecamatan Sandaran, Kutim, Kaltim, menjadi korban keganasan buaya panjang empat meter.
Jasadnya ditemukan dalam kondisi tidak utuh di Sungai Kebuyahan, RT 05 Desa Marukangan, Kamis (1/3).
BACA JUGA: Miris! Ayah Dimangsa Buaya, Disaksikan Anaknya
Kapolres Kutim AKBP Teddy Ristiawan menjelaskan, kejadian buaya memangsa manusia itu diperkirakan terjadi pada 27 Februari sekitar pukul 15.00 Wita. Namun, baru ditemukan kemarin.
Kejadian itu bermula saat korban meminta izin kepada istrinya, Anisa (31) pergi berkunjung ke tempat orangtuanya di RT 05 Desa Marukangan, Selasa (27/2).
BACA JUGA: Kesekian Kalinya, Warga Bateng Tewas Diterkam Buaya
Saat akan meninggalkan rumah, korban sempat mengatakan kepada istrinya, “Bila Sungai Kebuyahan di Desa Marukangan tidak banjir, akan mencari kerang.”
Esoknya, sekitar pukul 08.00 Wita, Jusnia (31), kakak korban, datang ke rumah korban dan bertemu dengan Anisa. Lalu, Anisa menanyakan apakah Andi Aso berada di rumah ayahnya di RT 05. Namun, dijawab Jusnia, korban tidak pernah ke rumah orangtuanya.
Dengan adanya informasi tersebut, Anisa langsung menduga bila suaminya pergi ke sungai untuk mencari kerang. Jadi, pukul 08.30 Wita, Anisa bersama Amat (29), teman kerja korban, mencari keberadaan Aso di sekitar Sungai Kebuyahan.
Tepat di pinggir jalan dekat jembatan barak III PT Citra Palma Sejati (perusahaan sawit), istri korban yang ditemani Amat menemukan sepeda motor dan sepasang sandal milik Aso.
Mereka langsung bergegas memberi tahu keluarga lainnya. Sejak saat itu, keluarga dan warga sekitar mulai melakukan pencarian hingga sore. Namun, tak menemukan hasil.
Pada Rabu (28/2), pukul 20.00 Wita, salah seorang warga melaporkan kejadian hilangnya Aso ke pos polisi.
Sekitar pukul 21.00 Wita, personel Pos Polisi Air Manubar, Kecamatan Sandaran bersama Pos Subsektor Manubar dan keluarga korban serta warga sekitar melakukan pencarian.
Hingga Kamis (1/3) sekitar pukul 03.00 Wita, korban ditemukan terapung di pinggir Sungai Kebuyahan tak bernyawa.
Jasad itu tanpa kaki sebelah kiri dan tangan kiri. Selanjutnya, jasad dievakuasi ke rumah orangtuanya.
Sekitar 30 menit kemudian, tidak jauh dari lokasi penemuan jasad korban, tim gabungan pencarian menemukan seekor buaya yang diduga telah menerkam korban.
Brigpol Eko Supraptono langsung menembak buaya tersebut sebanyak lima kali hingga buaya tersebut mati.
Sekitar pukul 06.00 Wita, buaya dievakuasi dari Sungai Kebuyahan menuju kebun dekat rumah orangtua korban.
Selanjutnya, dilakukan pembedahan. Saat dibedah, ditemukan potongan kaki kiri dan tangan kiri korban di perut buaya tersebut.
Teddy menjelaskan, tembakan itu untuk menghentikan aksi liar buaya. Terlebih, keganasan buaya tersebut sangat meresahkan. Aparat juga merasa terdesak untuk menembak.
“Kami masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap para saksi dan pemeriksaan di lokasi kejadian,” jelasnya. (mon/rom/k11)
Redaktur & Reporter : Soetomo