Buaya Muncul di Muara, Turis dan Nelayan Harus Waspada

Minggu, 25 Desember 2016 – 23:41 WIB
BERBURU BUAYA: Petugas dari BKSDA Yogyakarta memasang umpan itik di muara Sungai Bogowonto, Pantai Congot, Desa Jangkaran, Temon, Kulonprogo, dalam upaya penangkapan buaya Sabtu (24/12). Foto: Hendri Utomo/Radar Jogja

jpnn.com - JPNN.Com - Penampakan buaya muara sepanjang tiga meter menggemparkan masyarakat di pantai selatan Purworejo dan Kulonprogo. Buaya itu sempat terlihat dan menghilang lagi di pintu muara Sungai Bogowonto, Congot, Desa Jangkaran, Temon, Kulonprogo.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jogjakarta turun tangan untuk evakuasi. Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Jogjakarta Untung Suripto mengungkapkan, pihaknya mendapatkan informasi dari masyarakat dan Polsek Temon, Jumat (23/12) malam. Posisi buaya berada di dekat pintu muara Bogowonto.

BACA JUGA: Asuransi Gratis untuk Nelayan Gorontalo

Berbekal informasi itu, Untung langsung berkoordinasi dengan kepolisan dan warga sekitar untuk segera melakukan pencarian. Sekitar pukul 20.30, buaya terlihat di Pantai Congot.

“Namun karena banyak orang, buaya kembali lagi ke tengah, dan sekitar 01.30 (24/12) terlihat lagi di sekitar pintu muara Bogowonto. Hingga akhirnya gelombang pasang, buaya menghilang dan pencarian dihentikan pukul 05.00,” ungkapnya.

Proses pencarian kembali dilanjutkan pagi Sabtu (24/12) pagi dengan menerjunkan lima personel yang dilengkapi peralatan untuk mengevakuasi buaya. Menurut teori, buaya muara biasa berjemur sekitar pukul 09.00-13.00.

BKSDA pun mencoba memasang umpan berupa itik di muara Bogowonto untuk memancing buaya naik ke daratan. Namun, buaya itu belum bisa ditangkap.

Berdasarkan dokumentasi dan hasil pemantauan, binatang reptil bertubuh besar itu tergolong buaya muara yang keberadaannya memang dilindungi. Namun, soal asal-usul buaya muara itu, BKSDA Jogja masih menunggu konfirmasi dari BKSDA Jawa Tengah. Sebab, buaya itu muncul dari barat.

“Kami tidak mengakomodasi isu. Patokan kami konfirmasi dari BKSDA Jateng, apakah ada buaya yang lepas dari penangkaran atau tidak. Fokus kami saat ini melakukan penangkapan,” lanjutnya.

Menurutnya, sesuai aturan maka upaya penyelamatan satwa menjadi prioritas. Tapi jika memang membahayakan, katanya, maka buaya itu bisa dilumpuhkan.

“UU No 5 Tahun 1990 tentang Perlindungan Satwa, tepatnya di Pasal 22 Ayat 3 memperbolehkan tindakan itu jika memang dinilai sudah membahayakan,” kata Untung.

Ia mengimbau mengingatkan siapa pun yang melihat buaya itu agar segera melaporkannya. Selain itu, Untung mengimbau masyarakat khususnya nelayan dan pengunjung Pantai Congot dan muara Bogowonto, untuk lebih berhati-hati.

“Sesuai dengan namanya, buaya ini senang berada di muara, dan tentu suka mencari makan di sekitar muara. Apa saja, jika tengah lapar, warga harus berhati-hati,” ucapnya.

Petugas Pos Sea Rider TNI AL Pantai Congot Kopka Rokimanto menambahkan, buaya muara itu menampakkan diri Pantai Congot bermula Jumat (23/12) pukul 16.00. Buaya berenang dari barat setelah coba ditangkap dan dikejar warga di Pantai Jatimalang, Purwodadi, Purworejo.

Buaya itu sempat melintas di pintu muara dan terus berenang ke timur hingga selatan Sindutan, Kulonprogo. Berdasarkan pemantauan hingga pukul 20.00, buaya dengan warna hitam sedikit kuning itu kembali ke barat dan terlihat terakhir di depan puntu muara sekitar pukul 02.00 dini hari.

Saat bersamaan gelombang pasang, dan buaya tidak terlihat lagi saat dipantau hingga subuh pukul 05.00. Dugaan sementara buaya yang sudah dalam kondisi kelelahan itu terbawa arus gelombang pasang dan masuk ke muara Sungai Bogowonto.

“Itu yang kami pediksi dan khawatirkan. Kami berupaya mendeteksi keberadaan buaya itu sekarang di mana, supaya bisa menyampaikan kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati saat di pantai atau muara, sebelum buaya itu tertangkap,” tambahnya.(tom/laz/ong/jpg/ara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler