jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, budaya membaca dan literasi masyarakat Indonesia masih rendah.
Digambarkan oleh Menteri Muhadjir, kemampuan literasi siswa kelas XII di Indonesia masih setara dengan kemampuan siswa kelas VIII di negara maju.
BACA JUGA: Mendikbud Minta Kepsek dan Guru Laksanakan UN Jujur
Ketertinggalan ini harus dikejar agar bisa meningkatkan daya saing sumber daya manusia Indonesia.
Namun masalah yang dihadapi saat ini adalah tingginya disparitas antardaerah sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi di suatu daerah.
BACA JUGA: Pesan Menteri: Jangan Dipakai Beli Pulsa ya
"Ada daerah di mana sekolah libur selama tiga bulan karena siswa membantu orangtuanya ke sawah. Ada daerah yang tidak bisa menerapkan sekolah delapan jam karena masih double shift, belum lagi untuk daerah-daerah kepulauan yang sangat tergantung cuaca", papar Muhadjir, Minggu (26/3).
Karena perbedaan karakteristik itu, kebijakan pendidikan nasional tidak bisa diterapkan secara seragam di setiap daerah.
BACA JUGA: Tak Ada Target untuk UN, Mendikbud: Yang Penting Jujur
"Untuk daerah-daerah yang tertinggal maka diperlukan afirmasi," lanjutnya.
Langkah afirmasi di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T), menurut Muhadjir antara lain akan membangun perpustakaan di pinggiran, membangun gerakan membaca, kegiatan pembagian buku dan sebagainya.
"Pengaturan perbukuan yang menjamin kemanfaatan, mutu, ketersediaan, keterjangkauan yang bisa dipertanggungjawabkan akan membantu meningkatkan daya literasi masyarakat Indonesia. Karena itu, RUU Sistem Perbukuan perlu segera disahkan," pungkasnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Muhadjir Menangis
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad