Budaya Indonesia Mulai Terlupakan, Hasto: Kenapa K-Pop Sangat Digemari?

Selasa, 24 Agustus 2021 – 13:48 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Foto: dok PDIP

jpnn.com, JAKARTA - Sekjen PDI Hasto Kristiyanto Perjuangan meminta para mahasiswa terus menggembleng diri dengan berdisiplin dan bertekad menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga kelak bisa menjawab tantangan zaman.

"Saat mahasiswa merupakan momentum emas untuk menggembleng diri sehingga kelak menjadi pemimpin bangsa. Jadi mahasiswa harus menggembleng diri sehingga siap ketika Indonesia memanggil," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat menyampaikan kuliah umum secara virtual di Universitas Negeri Semarang, Selasa (24/8/2021).

BACA JUGA: Hasto: Kantor Lama DPP PDIP Diubah jadi Sekolah Partai

Hasto memberikan kuliah sebelum dia menerima kehadiran Sekjen Partai Gerindra dan rombongan.

Dia juga mengingatkan mahasiswa untuk memiliki kepedulian terhadap berbagai aspek strategis. 

BACA JUGA: Hasto: Kita Baru Heboh Peringatan Joe Biden, Padahal Bu Mega Sudah Lama Mengingatkan

Hasto menyinggung soal Indonesia yang kaya budaya tetapi terkesan kalah dengan tren budaya Korea atau Amerika.

"Kenapa K-Pop begitu digemari warga Indonesia. Kenapa kita terkesan meninggalkan budaya kita. Kita mempunyai tradisi kebudayaan yang berwarna, mengandung local wisdom. Seharusnya kebudayaan kita diikemas secara modern dengan nilai kultural sehingga mendorong kepemimpinan Indonesia dalam budaya. Hal ini harus digelorakan mahasiswa," tutur Hasto.

BACA JUGA: Sampaikan Pesan Megawati, Hasto: PDIP Mengajak Semua Elemen Mengedepankan Energi Positif bukan Elektoral

Dalam kesempatan itu, Hasto menyampaikan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menaruh perhatian agar dunia kampus menjadi wahana yang penting dan strategis dan menjadi kawah candradimuka bagi calon pemimpin bangsa yang akan datang.

Hasto mendorong para mahasiswa untuk paham sejarah bangsa. Apalagi sejak dulu Indonesia telah diakui kepemimpinannya di tingkat dunia termasuk dengan menggelar Konferensi Asia Afrika yang mendorong kemerdekaan sejumlah negara di Asia dan Afrika.

"Pada tahun 1955 setelah kita mendapatkan kedaulatan secara penuh, bagaimana Bung Karno sebagai pemimpin bangsa-bangsa Asia dan Afrika, bagaimana kita mampu menyelenggarakan suatu konferensi yang menggelorakan semangat kepemimpinan Indonesia padahal kita baru enam tahun mendapatkan kedaulatan secara penuh setelah kita berjuang bersama mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, kepemimpinan Indonesia inilah yang seharusnya, membangun spirit seluruh mahasiswa," sambungnya.

"Mari membuka wawasan kita terhadap sejarah, terhadap pentingnya pemimpin negarawan yang mana mahasiswa sudah saatnya menggembleng diri agar menjadi manusia Indonesia yang sempurna yang sadar terhadap sejarahnya dan juga sadar tanggung jawabnya bagi masa depan kita," tambah Hasto.

Dia pun meminta agar semboyan Bhinneka Tunggal Ika harus dipahami dan bisa konsisten diterapkan di lingkungan kampus.

"Bahwa dunia kampus harus mengedepankan ciri-ciri persatuan Indonesia ini, sehingga kita tidak membedakan setiap mahasiswa dari suku agama status sosial jenis kelamin. Semuanya sama sebagai warga negara Indonesia yang bertanah air satu," ujar Hasto.

Pada bagian lain, Hasto pun menyinggung soal politik yang membangun peradaban. Yakni politik yang menggelorakan seluruh sejarah peradaban bangsa, berakar kuat pada sejarah peradaban nusantara dan Indonesia untuk membangun masa depan Indonesia yang berdaulat berdikari dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Rektor Universitas Negeri Semarang Prof Fathur Rokhman dalam sambutannya menyebut kuliah umum yang disampaikan Sekjen PDIP ini bermakna bagi mahasiswa Unnes. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler