jpnn.com, JAKARTA - Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDIP) meluncurkan Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya Geo-Hidrometeorologi, Rabu (4/8).
Peluncuran dilakukan di tengah kehebohan publik terkait pernyataan Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
BACA JUGA: Joe Biden Sebut Jakarta Bisa Tenggelam 10 Tahun Lagi, Begini Respons Bu Megawati
Orang nomor satu di AS itu menyatakan tentang isu pemindahan ibu kota Indonesia karena ada prediksi Jakarta bisa tenggelam 10 tahun lagi.
Padahal, kata Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto, sebenarnya peringatan untuk DKI Jakarta sudah sejak beberapa tahun lalu disuarakan Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri.
BACA JUGA: Megawati Meresmikan Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya Geo-Hidrometeorologi
"Kemarin ketika Joe Biden prediksi Jakarta akan tenggelam tiba-tiba semua ribut. Padahal dari kronologis, Ibu Mega sejak awal sudah mengingatkan hal itu," kata Hasto Kristiyanto.
Hasto menyampaikan itu saat acara peluncuran Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya Geo-Hidrometeorologi yang digelar secara virtual dari Kantor Pusat PDIP di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (4/8).
BACA JUGA: Joe Biden Sebut Jakarta Bisa Tenggelam 10 Tahun Lagi, Begini Respons Tegas Wagub DKI
Di acara itu, hadir Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dan Hasto Kristiyanto beserta jajaran DPP PDIP lainnya, seperti Djarot Saiful Hidayat, Komarudin Watubun, Ribka Tjiptaning, Sadarestuwati, dan Sukur Nababan.
Secara virtual hadir Eriko Sotarduga, Mindo Sianipar, Sri Rahayu, Utut Adianto, Hamka Haq, Rudianto Tjen, Ahmad Basarah, Yanti Sukamdani, dan Yasonna Laoly. Turut hadir Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dan Kepala BNPP Marsekal Madya Henri Alfiandi.
Berdasar arahan Megawati Soekarnoputri, kata Hasto, DPP PDIP sudah mengirim surat resmi kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Menurut dia, isi surat itu ialah mengingatkan Jakarta agar bersiap-siap ketika ada bencana yang datang. Selain itu, harus melakukan mitigasi karena Indonesia berada di wilayah cincin api (ring of fire) pasifik.
Hasto mengingatkan pada 2015 Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDIP melaksanakan pelatihan bersama Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan yang dikenal juga sebagai Basarnas.
Saat itu, ujar dia, Megawati meminta PDIP agar membangun batalyon khusus yang siap turun ke wilayah bencana, dan bekerja tanpa memperhatikan latar belakang pilihan politik masyarakat terdampak.
Selain itu, lanjut Hasto, Megawati juga menyampaikan persetujuan pemindahan ibu kota dengan alasan Jakarta tak terlihat menyiapkan perencanaan dan persiapan mitigasi bangunan dan berbagai upaya penanggulangan bencana.
Pada 2018, kata Hasto lagi, Megawati mengkhawatirkan wilayah DKI Jakarta yang tidak serta merta aman dari bencana.
Apalagi letak Jakarta tak jauh dari Selat Sunda, tempat Gunung Krakatau yang dikenal aktif.
Jakarta juga punya banyak gedung tinggi yang harus dipastikan memiliki sistem antigempa.
Pada 2019, Megawati kembali mengingatkan bahwa Jakarta dibayangi oleh gempa megathrust.
"Inilah bukti kronologis bagaimana Ibu Mega menaruh perhatian besar. Inilah tacit knowledge kepemimpinan strategis beliau. Tak Heran Unhan (Universitas
Pertahanan) memberi gelar profesor kepada Ibu Mega, karena kepemimpinan beliau visioner dan strategis," jelas Hasto.
Lebih lanjut Hasto mengatakan bahwa kesadaran masyarakat soal bencana dan mitigasinya harus dipersiapkan. Dia menegaskan bahwa itulah salah satu alasan PDIP meluncurkan sistem peringatan dini pada hari ini.
"Kami ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang mendukung pelatihan mitigasi sehingga dapat berjalan dengan baik. Selanjutnya, akan diresmikan Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya Geo-Hidrometeorologi," kata Hasto.
Dwikorita Karnawati mengakui pihaknya mendukung peringatan dari Megawati Soekarnoputri agar budaya kesiapsiagaan menghadapi bencana segera dibangun. Sebab, selain berada di ring of fire, Indonesia juga berada di wilayah tumbukan lempeng tektonik.
Itulah sebabnya pulau-pulau di Indonesia berbentuk unik.
Misalnya, Pulau Sulawesi yang bentuknya seperti huruf K.
Hal itu disebabkan Indonesia yang berada di wilayah tumbukan lempeng tiga arah.
Indonesia merupakan negara yang berada di antara dua samudera dan dua benua.
Hal ini menjadi penyebab fenomena iklim dan cuaca Indonesia berbeda dengan daratan Amerika, Eropa, dan Australia.
Akibatnya, cuaca di Indonesia cepat berubah, dinamis, sehingga terdampak perubahan iklim global.
Ada pulau yang rentan terkena perubahan muka air laut.
Karena wilayah maritim, suhu muka air laut mudah mengalami pemanasan.
Hari ini, suhu muka air laut Indonesia lebih hangat dari normal.
"Inilah berdampak seperti prediksi BMKG, kemarau kali ini akan relatif lebih basah dari normalnya. Maka ada sebagian wilayah di Nusa Tenggara kekeringan, di wilayah utara ada banjir longsor, dan ada wilayah alami gempa bumi," kata Dwikorita yang hadir pada acara itu.
Aktivitas kegempaan juga meningkat.
Ada peningkatan kejadian cuaca ekstrem yang makin tinggi.
Intensitas dan frekuensinya makin tinggi.
Ujungnya, kerentanan risiko di wilayah Indonesia jadi meningkat.
"Makanya, kami mendukung dibangun sistem peringatan dini ini," pungkas Dwikorita. (boy/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Boy