TASIK - Berdasarkan hasil quick count atau perhitungan cepat hasil suara pemilukada Kota Tasikmalaya yang dilakukan Lingkar Survei Indonesia yang bekerja sama dengan Citra Komunikasi (Cikom) Lingkar Survei Indonesia, pasangan H Budi Budiman - H Dede Sudrajat menang dengan perolehan suara 58,14 persen dari data sampel yang masuk 100 persen pada pukul 15.10.
Sedangkan pasangan H Mumung Marthasasmita-Taufik Faturohman 7,7 persen dan H Syarif Hidayat 34,17 persen.
Adapun, tingkat partisipasi pemilih sebesar 76, 99 persen yang memiliki sampling error kurang lebih 1 persen dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) 449.201 orang.
Direktur Eksekutif Citra Komunikasi Lingkaran Survey Indonesia (LSI) Toto Izul Fatah hasil quick count yang dilansir merupakan hasil survei Cikom bekerjasama dengan LSI. Sebelumnya Cikom dan LSI telah melakukan survei sebanyak tiga kali.
”Jadi kita bukan by order, karena hasil survei yang kita lakukan sama dengan hasil quick qount saat ini dan mustahil untuk bisa diubah,” tuturnya usai melansir hasil quick count di Hotel Santika Tasikmalaya kemarin (9/7).
Ia menyatakan dari tiga kali survei menunjukkan bahwa pasangan Budi-Dede selalu berada di tingkat tertinggi. Bahkan dalam setiap survei yang dilaksanakan tidak pernah berubah malah Budi-Dede mendapatkan konsistensi dukungan. ”Budi itu banyak disukai, Dede low profile sehingga membuat simpati masyarakat sangat besar,” ujarnya.
Sedangkan kekalahan calon incumbent, menurut Toto, karena adanya ketidakpuasan atas kinerja selama kepemimpanan yang di bawah 50 persen. Ditambah dari adanya keinginan publik terhadap wali kota incumbent untuk mencalonkan kembali hanya sekitar 39 %.
Selain besarnya keinginan masyarakat yang segera menginginkan perubahan membuat pasangan H Syarif Hidayat -H Cecep Bagja Gunawan kalah. ”Dari hasil survei yang kita lakukan, Syarif-Cecep kemungkinan kalah karena ketidakpuasan masyarakat,” analisanya.
Sementara itu, kata Toto, pasangan dari jalur perseorang H Mumung Marthasasmita – H Taufik Faturohman yang juga tidak bisa mendongkrak suara disebabkan karena faktor kepiguran kedua pasangan ini yang tidak terlalu dikenal masyarakat.
”Seharusnya independen bisa memanfaatkan situasi dengan adanya dua pertarungan besar, akan tetapi karena kepiguran dua calon yang diusung (dari independen) tidak terlalu populer, membuat suara independen menjadi kecil,” ujarnya.
Divisi Riset Lingkaran Surrvei Indonesia (LSI) Setia Darma menyatakan quick count ini merupakan sebuah perhitungan suara di sejumlah sampel TPS yang dipilih secara acak dan proporsional dari seluruh populasi TPS yang ada. ”Kita jamin hasil quick count ini tidak akan jauh berbeda dengan hasil dari KPUD nanti, karena dilakukan oleh penyelenggara yang profesional dan proporsional,” tuturnya.
Apalagi, kata Setia, Kota Tasikmalaya adalah ke 125 kalinya yang menggunakan quick count LSI. Dari pengalaman tersebut, kata dia, tidak ada satu pun wilayah yang keluar dari batasan margin error atau terbalik urutannya. ”Quick count yang kita lakukan ini berdasarkan pada fakta dan harus digaris bawahi mungkin saja data ini salah akan tetapi kita tidak mungkin berbohong,” ujarnya.
Menurut Setia, pasangan nomor urut satu (Budi-Dede) unggul di hampir setiap kecamatan, seperti Cihideung, Tawang, Bungursari, Cipedes, Indihiang, Kawalu, Mangkubumi, Cibeureum, Purbaratu dan Kecamatan Tamansari.
Kemenangan paling telak terjadi di wilayah Bungursari, Cipedes dan Indihiang dengan perolehan suara mencapai 61 persen. Sedangkan pada tahun 2007 lalu partisipasi pemilih mencapai 85 persen, sedangkan untuk pilkada tahun ini hanya 76,99 persen. “Pada dasarnya pemilih Budi-Dede merupakan pemilih irasional, dengan mengedepankan suka dan tidak suka tanpa mempertimbangkan kapabelitas para calon,” tandasnya. (kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Angie Cs Terancam Tak Nyoblos di Pilkada DKI
Redaktur : Tim Redaksi