Budi Gunawan: IKN Nusantara Dirancang Siap Menghadapi Pandemi  

Jumat, 25 Maret 2022 – 22:51 WIB
Kepala BIN Jenderal (purn) Budi Gunawan. Foto: dok Humas BIN

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal (purn) Budi Gunawan menyebut IKN Nusantara dirancang untuk mampu menghadapi pandemi jika kemungkinan terjadi lagi di masa mendatang.

“Desain IKN Nusantara juga mengambil berbagai pelajaran dari pandemi Covid-19, kota yang tidak saja hijau, sehat, dan berteknologi tinggi, tetapi siap menghadapi pandemi," ujar Budi dalam siaran persnya, Jumat (25/3).

BACA JUGA: BIN: Indonesia Memasuki Masa Prakondisi Transisi Pandemi ke Endemi

Mantan Wakapolri ini mengatakan bila sejumlah orang menilai IKN belum saatnya dibangun karena sedang pandemi, tetapi justru inilah saatnya Indonesia membangun IKN sebagai contoh kota yang tangguh menghadapi pandemi.

Lulusan Akpol 1983 ini mengatakan dalam dua tahun terakhir, berbagai literatur tentang pandemic resilient cities banyak dipublikasikan, karena dipandang sebagai salah satu tantangan masa depan dunia.

BACA JUGA: Budi Gunawan Sebut Proyek IKN Tak Tergantung dengan Pendanaan Asing

Budi menuturkan desain kota yang tangguh terhadap bencana dan wabah akan melengkapi sistem ketahanan nasional dalam bidang kesehatan.

Selain itu, pembangunan dan pengembangan kemandirian produksi vaksin, obat-obatan, dan peralatan sebagai bagian dari pengembangan medical intelligence.

BACA JUGA: Begini Nasib Kendi Nusantara, Tempat Ritual Jokowi di IKN

“Kemampuan sebuah bangsa untuk bertahan ditentukan oleh kemampuannya mengambil pelajaran dari setiap tragedi,” kata Budi.

Budi menegaskan pemerintah terus memperlonggar restriksi sosial, termasuk mencabut larangan mudik untuk lebaran 2022, karantina bagi pendatang luar negeri juga sudah dihilangkan. 

Menurut Budi, Indonesia mengikuti langkah banyak negara, memilih hidup berdampingan dengan virus corona.

"Indonesia menjalankan skenario menuju transisi pandemi menjadi endemi, alias hidup normal baru," kata Budi.

Mantan Kapolda Bali ini menjelaskan hidup di era normal-baru berarti mengadopsi praktik mitigasi risiko penyebaran virus sebagai kebiasaan atau etika sosial baru. 

Rutin vaksin, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, harus dipandang sebagai wujud tenggang rasa dan tanggung jawab sosial menjaga diri dan orang lain dari paparan virus.

“Terakhir, gaya hidup manusia, cara mereka memperlakukan alam, serta dampak perubahan iklim yang semakin terasa, sangat rentan memicu munculnya virus yang sewaktu-waktu bisa merebak menjadi pandemi berikutnya,” pungkas Budi. (antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Setelah IKN Pindah, Jakarta Siap Bersaing dengan Singapura dan Washington


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler