jpnn.com, BALI - Presiden Joko Widodo tidak melupakan riwayatnya sebagai alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM).
Pria yang karib disapa Jokowi itu pun menyampaikan penghargaan kepada seluruh peserta yang hadir di Munas XIII Kagama di Sanur, Bali, Jumat (15/11).
BACA JUGA: Ganjar Yakin Kagama Mampu Merangkul Siapa Saja
"Yang pasti Jokowi tetap Kagama,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat membacakan sambutan Jokowi dalam munas.
Jokowi tidak bisa hadir karena meresmikan Tol Terbanggi Besar-Kayu Agung, Lampung, Sumatera Selatan.
BACA JUGA: Ganjar Pranowo Pengin Kagama Punya Dana Abadi
Budi menambahkan, UGM memiliki jati diri sebagai universitas nasional.
Selain itu, UGM juga merupakan universitas perjuangan dan kampus yang ingin memegang teguh nilai-nilai pancasila.
“UGM universitas kebudayaan dan universitas kerakyatan," jelas Budi.
Nilai-nilai yang ditanamkan UGM, kata Budi, membuat alumninya erat, guyub, dan rukun sebagai keluarga.
Selain itu, dalam Kagama juga ditanamkan nilai kebangsaan.
“Dengan demikian, kita saling menjaga, membangun toleransi, menjadi simpul kesatuan, dan mengulurkan tangan solidaritas dalam rumah besar Indonesia,” kata Budi.
Selain itu, yang tidak kalah penting adalah nilai-nilai kerakyatan. Hal itu menegaskan komitmen Kagama untuk mengakar dan berpihak pada kepentingan rakyat.
"Nilai-nilai ini adalah jiwa Kagama, ruh Kagama, dan juga sebagai jati diri Kagama. Seperti yang pernah disampaikan Pak Ganjar, Kagama kalau bertemu pasti ramai sekali, guyub, rukun, dan gayeng,"jelas Budi.
Namun, Budi juga berharap alumni UGM migunani alias berguna.
“Migunani tersebut diterapkan dalam lingkup yang lebih kecil hingga ke lingkup yang lebih besar yaitu, negara,” kata Budi.
Dia menambahkan, Indonesia merupakan negara besar yang juga memiliki tantangan luar biasa.
“Kita adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia. Dengan jumlah yang besar itu kita mendapatkan bonus demografi," kata Budi. (jos/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ragil