Budidaya Komoditas Ekspor Talas Beneng Akan Dilakukan Besar-besaran

Rabu, 21 Oktober 2020 – 22:28 WIB
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang Budi S. Januardi. Foto: Humas Kementan RI.

jpnn.com, PANDEGLANG - Talas Beneng sebagai produk unggulan Kabupaten Pandeglang yang telah menjadi salah satu komoditas ekspor, sedang disiapkan untuk mendorong program strategis Kementerian Pertanian (Kementan). yakni Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor atau Gratieks.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang Budi S. Januardi mengatakan, talas beneng akan dikembangkan secara besar-besaran dalam satu kawasan seluas 100 hektare yang disebut Kampung Talas Beneng.

BACA JUGA: Sapa Petani dan Penyuluh, Mentan SYL Targetkan Produksi 20 Juta Ton Beras

Pengelolaan semacam ini merupakan implementasi dari konsep korporasi petani dari hulu ke hilir yang dijalankan Kementan, sehingga proses produksinya bisa lebih optimal, dan kesejahteraan petaninya bisa lebih meningkat.

"Dari 100 hektare itu akan dibuat konsep agro-edu-wisata seluas sepuluh hektare, sedangkan 90 hektare lainnya untuk budidaya talas beneng. Konsep agro-edu-wisata talas beneng akan menggandeng pengusaha-pengusaha setempat," ungkap Budi di Pandeglang, Rabu (21/10).

BACA JUGA: BEM SI Ultimatum Jokowi, Ferdinand: Mahasiswa Mempersulit Hidupnya Sendiri

Selain ada spot perbibitan dan budidaya, di kawasan itu juga akan dibangun berbagai sarana pengolahan produk talas beneng dan spot edukasi untuk pembelajaran mengenai budidaya komoditas ekspore tersebut.

"Pengembangan nantinya diarahkan untuk wisata berbasis agro yang akan diintegrasikan antara wisata talas beneng dengan wisata madu," tuturnya.

BACA JUGA: Ombudsman Ungkap Dugaan Maladministrasi Usai Penangkapan Pedemo Tolak UU Ciptaker

Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengatakan, pengembangan talas beneng merupakan langkah yang tepat. Pasalnya, komoditas itu sangat berpeluang untuk mendongkrak pendapatkan dan kesejahteraan petani serta penumbuhan ekonomi masyarakat.

"Kementan mengapresiasi langkah Kabupaten Pandeglang dalam upaya mengembangkan Talas Beneng ini. Apalagi menggunakan pendektan korporasi petani," kata Suwandi.

Dia menjelaskan bahwa konsep korporasi petani sudah diuji coba di beberapa lokasi, dan terbukti hasilnya bisa meningkatkan produksi, nilai tambah dan kesejahteraan petani. Selain itu juga membangun cara bertani yang maju, mandiri dan modern.

"Saya berharap dengan skala lahan hamparan yang luas, integrated farming dengan komoditas penunjang dan komoditas utama, kolaborasi dan sinergi dengan pembiayaan, sumber pendanaan dari swadaya, KUR, Pandeglang bisa mengikuti daerah lainnya yang sudah berhasil," tuturnya.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menyebutkan bahwa transformasi pengelolaan pertanian dari yang semula dikerjakan sendiri-sendiri menjadi korporasi adalah salah satu upaya penguatan sektor pertanian yang menjadi program strategis.

Korporasi pertanian mengkosolidasikan penggunaan teknologi pertanian berbasis digital, bibit unggul dan pengembangan produk turunanya.

"Korporasi petani tumbuh menjadi salah satu program prioritas untuk membangun proses bisnis dari hulu ke hilir. Sebab Pertanian, merupakan penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional salah satunya dalam menghadapai pandemi Covid-19 saat ini," ucap Mentan SYL.(*/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler