jpnn.com, JAKARTA - Danone-AQUA bersama Yayasan Nirudaya, sebuah organisasi nirlaba mengembangkan Kopi Tirto yang dibudidayakan dengan kaidah konservasi di berbagai daerah tangkapan air (catchment area) dengan ketinggian 400-1400 Dpl.
Irvan Helmi, ketua Dewan Pengurus Sustainable Coffee Platform Indonesia (SCOPI), menjelaskan, budidaya Kopi Tirto telah melibatkan lebih dari 120 petani dampingan yang tersebar di wilayah Jempanang Badung (Bali), Wonosobo (Jawa Tengah), Pandaan (Jawa Timur) dan Tanggamus (Bandar Lampung).
BACA JUGA: 7 Manfaat Luar Biasa Minum Kopi Tanpa Gula, Nomor 1 Bisa Tingkatkan Daya Ingat
“Saat ini, produk Kopi Tirto sudah tersedia di pasaran untuk dinikmati para penikmat kopi tanah air,” ujar Irvan Helmi dalam siaran persnya, Senin (21/12).
Dikatakan, keunikan Kopi Tirto adalah dari sisi budidayanya, di mana dilakukan dengan sistem agroforestri ramah lingkungan yang dilengkapi dengan pembuatan rorak.
BACA JUGA: Indonesian Coffee Tasting, Cara Tantowi Yahya Ajak Kiwi Icip-icip Kopi Nusantara
Sistem ini mampu membantu mengurangi air hujan langsung mengalir ke permukaan yang lebih rendah dan mengoptimalkan peresapan air hujan ke dalam tanah sehingga turut berkontribusi terhadap konservasi air.
Para petani menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan sistem ini. Mereka diberikan pelatihan-pelatihan tentang budidaya kopi dan penanganan pascapanen agar menghasilkan biji kopi dengan kualitas prima.
BACA JUGA: Perintah Terbaru FPI kepada Seluruh Laskar dan Simpatisan, Simak Baik-baik
Dari sisi pelatihan budidaya, Danone-AQUA bekerja sama dengan berbagai mitra lainnya untuk melakukan pendampingan kepada para petani agar mereka dapat membudidayakan kopi sesuai dengan kaidah konservasi.
Sedangkan Nirudaya menjadi mitra Danone-AQUA guna memastikan pemasaran dari hasil panen kopi yang dihasilkan, sekaligus memberikan pendampingan kepada para petani tentang pengolahan yang baik paska panen.
Selain itu, Nirudaya pun mengadakan pelatihan pengolahan biji kopi untuk menghasilkan minuman kopi yang digemari konsumen.
“Dalam industri kopi yang semakin berkembang, ada hal-hal yang juga perlu diingat dan harus berjalan beriringan dengan kemajuan industri tersebut. Di antaranya memberdayakan dan menciptakan kesempatan dari sisi ekonomi untuk para petani, memperkuat keamanan pangan, dan memerhatikan keberlanjutan lingkungan,” jelas Irvan Helmi.
Semangat Kopi Tirto diharapkan sejalan dengan para penggiat Organisasi Kopi Internasional Milan yang menjadikan tanggal 1 Oktober 2015 sebagai Hari Kopi Internasional.
Pada momen tersebut dikampanyekan tentang perdagangan kopi yang adil serta kesejahteraan para petani kopi.
Terkait inisiatif ini, Budi Rahardjo, Agriculture and Economic Development Manager Danone Indonesia mengungkapkan, kopi sebagai bagian dari tradisi masyarakat Indonesia perlu diperhatikan, mulai dari lingkungan tumbuhnya hingga kesejahteraan petaninya.
Selain untuk memberikan kesejahteraan kepada petani, juga menjaga kualitas dan kuantitas air serta keberlanjutan lingkungan.
Dibutuhkan pemahaman dari para mitra petani melalui berbagai pembekalan untuk menerapkan sistem pertanian kopi yang ramah lingkungan.
"Hal ini sejalan dengan visi Danone One Planet, One Health di mana kami percaya kesehatan dan keberlanjutan lingkungan adalah hal yang saling berhubungan,” ucap Budi.
Martin Kreshna, Executive Director Yayasan Nirudaya berharap kemitraan dengan Danone-AQUA mendorong terwujudnya perdagangan kopi yang adil bagi petani dan lingkungan.
Nirudaya mengajak partisipasi masyarakat dengan melibatkan anak muda desa untuk mau terjun ke usaha kopi.
Salah satunya dengan melakukan pelatihan tentang standarisasi kualitas kopi dan roasting, dan pemasaran kopi. (esy/jpnn)
Redaktur : Soetomo Samsu
Reporter : Mesyia Muhammad