JAKARTA - Tindakan TNI Angkatan Darat (AD) yang mau membuka keterlibatan oknum Kopassus dalam penyerangan Lapas Cebongan ternyata justru mengundang cibiran. Pengakuan para pelaku pelaku penyerangan yang merupakan anggota Kopassus TNI dinilai memiliki motif-motif tersembunyi.
"Mereka ingin menunjukkan citra diri, membersihkan diri menunjukkan bahwa militer sudah reformis. Oleh karena itu mereka mengumumkan hal ini," ujar Direktur Eksekutif Imparsial, Poengky Indarty dalam jumpa pers bersama Koalisi Masyarakat Sipil di kantor KontraS, Menteng, Jakarta, Jumat (5/4).
Menurut Poengky, sebenarnya TNI telah gagal mencegah terjadinya insiden Cebongan itu sendiri. Padahal sejak tewasnya Serka Heru Santoso di tangan kelompok preman, sudah banyak indikasi dan peringatan bahwa akan ada tindakan main hakim sendiri dari oknum TNI. Namun ternyata hal itu tidak digubris hingga terjadilah penyerangan pada Sabtu (23/3) dini hari yang menewaskan 4 orang tersangka pembunuh Serka Heru.
Poenky juga menganggap pembentukan tim investigasi TNI AD ole KSAD hanyalah pencitraan. Ia menilai tim itu ingin menonjolkan citra bersih KSAD Jenderal Pramono Edhie Wibowo yang sebentar lagi pensiun.
"Selama ini kita melihat ada banyak hal negatif, termasuk pembelian Leopard yang banyak dapat kritik publik. Di akhir jabatan, dia (Pramono) ingin gunakan ini sebagai jalan keluar yang terbaik yang menunjukkan KSAD masih orang bersih," ujar Poengky.
Selain untuk pencitraan, pembentukan tim investigasi juga berfungsi untuk menjamin kasus ini ditangani secara militer. "Mereka memang ingin agar kasus ini diadili di militer karena sudah ada penyidikan oleh aparat militer. Padahal sebetulnya pendapat kawan-kawan ini sebetulnya bukan tim penyelidikan tapi sekedar tim pencari fakta TNI," tandasnya. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesan SBY Untuk Rakyat Aceh
Redaktur : Tim Redaksi