Buka Kongres IPNU-IPPNU, Dahlan Tegaskan Pentingnya Integritas

Minggu, 02 Desember 2012 – 06:40 WIB
PALEMBANG - Menteri BUMN Dahlan Iskan mengingatkan, menjadi pemimpin Indonesia kedepan tidak cukup hanya dengan berbekal popularitas. Faktor integritas personal yang telah teruji akan menjadi kunci utamanya.

Pernyataan itu disampaikannya sebelum membuka secara resmi Kongres XVII Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Kongres XVI Ikatan Pelajar Putri Nahdaltul Ulama (IPPNU) di Palembang, Sumatera Selatan kemarin (1/12).

"Nanti itu yang penting adalah kualitas, karakter, dan yang jauh lebih penting lagi adalah integritas," kata Dahlan. Karenanya, dia kemudian mengajak agar para aktivis IPNU - IPPNU yang rata-rata masih berusia pelajar untuk mempersiapkan diri masing-masing jauh-jauh hari. Yaitu, dengan membangun reputasi, trackrecord, dan integritas yang baik.

"Dulu, kita tidak mengira hal ini, sebelumnya kita mengira syarat menjadi pemimpin hanya kemampuan menjilat atau popularitas, tapi percayalah 5 atau 10 tahun nanti integritas yang jadi syarat nomor satu," tandasnya.

Dahlan mengawali sambutannya di depan para peserta Kongres IPNU -IPPNU dengan menceritakan pesan pendek yang diterimanya dari Dirut PT Garam Slamet Untung Irredenta, sebelum bertolak ke Palembang. Salah satu dirut BUMN yang belakangan namanya juga kerap muncul di media karena turut dipanggil Badan Kehormatan DPR itu mengisahkan proses dirinya saat dimintai keterangan, terkait kasus anggota dewan yang meminta bagian ke BUMN.

Saat itu, menurut dia, Slamet yang memiliki latarbelakang NU itu sempat ditanya salah satu anggota BK Ali Maschan Moesa. Yang bersangkutan kebetulan juga merupakan salah satu tokoh NU. "Pak Slamet kok berani sih menolak permintaan anggota DPR tersebut? Apa nggak takut diusulkan diberhentikan sebagai direktur?" kata Dahlan menirukan pertanyaan Ali Maschan saat pengambilan keterangan.

"Pak, daripada saya memenuhi permintaan anggota DPR itu, lebih baik saya kehilangan SK sebagai dirut saja lah, daripada nanti malah kehilangan kartu anggota NU saya," lanjut Dahlan menirukan jawaban Slamet, disambut riuh tawa dan tepuk tangan hadirin.   

Lebih lanjut, menurut Dahlan, latarbelakang pesantren yang rata-rata dimiliki para aktivis IPNU - IPPNU merupakan nilai plus. Sebab, di pesantren lah salah satu yang terus menekankan pentingnya akhlaqul karimah (akhlak yang baik) dalam kehidupan sehari-hari.

"Jadi tidak usah khawatir menjadi lulusan pesantren, karena nanti yang dituntut itu bukan apa-apa, tapi hasil kerja dan integritas atau akhlaqul karimah," kata satu-satunya menteri yang hanya lulusan madrasah aliyah (setingkat SMA) itu.

Dia juga menegaskan, bahwa sosok yang berintegritas itu bukan semata-mata mereka yang tidak pernah terbukti melakukan pelanggaran hukum di pengadilan. "Menjadi pemimpin tidak cukup hanya dengan itu, sebab di atas hukum masih ada akhlak, masih ada etika," tandas Dahlan.

Selain para peserta kongres, hadir pula dalam acara pembukaan tersebut Wakil Ketua Umum Tanfidziyah PB NU As"ad Ali. Selain juga tampak hadir Ketua Umum Ikatan Sarjana NU (ISNU) Ali Masykur Musa dan sejumlah tokoh NU lainnya.

Kongres dengan salah satu agenda memilih ketua umum IPNU dan IPPNU baru itu rencananya akan berakhir 4 Desember mendatang. (dyn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aneh, Banyak Aparat Hukum Tak Tahu LPSK

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler