Buka Rakernas FKUB, Kepala BPIP: Forum Kerukunan Umat Beragama Miniatur Kebinekaan

Jumat, 02 Desember 2022 – 10:17 WIB
Kepala BPIP Prof Yudian Wahyudi (tengah) saat hadir di pembukaan Rakernas Asosiasi FKUB Indonesia yang berlangsung di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (1/12). Foto: dokumentasi humas BPIP

jpnn.com, PALU - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi menyebut Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) merupakan miniatur kebinekaan yang dapat menyatukan latar belakang agama dan diharapkan memberikan harmonisasi umat beragama.

Hal itu disampaikan Prof Yudian saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) FKUB di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (1/12).

BACA JUGA: FKUB Harus Menjadi Garda Terdepan Menjaga Kerukunan Umat Beragama

"Kerukunan umat beragama menjadi kunci terpenting dalam terbentuknya FKUB yang dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara," kata Prof Yudian saat menyampaikan sambutan di acara tersebut.

BACA JUGA: Purna-Paskibraka Duta Pancasila Harus Menjadi Penjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Kepala BPIP Prof Yudian Wahyudi saat pembuka Rakernas Asosiasi FKUB Indonesia di Palu, Kamis (1/12). Foto: Dokumentasi Humas BPIP

FKUB merupakan wadah yang dibentuk masyarakat dan difasilitasi pemerintah dalam rangka membangun dan memelihara serta memberdayakan umat beragama untuk kerukunan dan kesejahteraan bagi seluruh pemeluk agama di Indonesia.

Prof Yudian juga menyebut terdapat tiga indikator dalam penilaian indeks kerukunan umat beragama, yaitu toleransi, kesetaraan dan kerja sama.

"Indikator toleransi merepresentasikan dimensi saling menerima dan menghargai perbedaan," jelasnya.

Sementara itu, lanjut Prof Yudian, kesetaraan mencerminkan keinginan saling melindungi, memberi hak dan kesempatan yang sama dengan tidak mengedepankan superioritas.

Diaa berharap sebagai warga negara yang religius sekaligus nasionalis dapat mampu menafsirkan posisi agama dan konstitusi dalam kehidupan bernegara.

Prof Yudian juga mengaku bangga telah diundang dalam Rakernas FKUB di Kota Palu.

Selain memiliki potensi sumber daya alam yang baik, Palu juga terkenal dengan adatnya yang kokoh dan kehidupan beragamanya yang harmonis, yang jauh dari kata konflik dan intoleransi.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura mengapresiasi terselenggaranya Rakernas FKUB 2022 ini.

Dia berharap dalam pertemuan tokoh agama dan tokoh masyarakat se-Indonesia ini dapat menjadi arti dan makna terutama dalam ketukunan umat beragama di Provinsi Sulawesi Tengah.

"Atas nama pemerintah provinsi saya menyambut baik kepada semua pihak yang sudah berpartisipasi," ucap Gubernur Rusdy Mastura.

Dia berharap diselenggarakannya Rakernas dapat merumuskan program dan kegiatan FKUB yang sangat baik bagi kehidupan umat beragama.

"Beragamnya agama di Indonesia, khususnya di Sulawesi Tengah, FKUB menjadi garda terdepat dalam menjaga harmonisasi," ujarnya.

Rakernas Asosiasi FKUB Indonesia yang akan berlangsung selama tiga hari sejak Kamis (1/12). Foto: dokumentasi humas BPIP

Ketua FKUB Provinsi Sulawesi Tengah Prof Zaenal Abidin menambahkan rakernas yang akan diselenggarakan selama tiga hari ini menjadi semangat bersama untuk menciptakan situasi kondusif.

"Antusias dan semangat ini menjadi bukti membangun kerja sama yang semakin tinggi terutama di daerah," kata Prof Zaenal Abidin.

Mengusung tema 'Meneguhkan Kerukunan, Membangun Peradaban' menjadi landasan Rakernas FKUB untuk menyelesaikan persoalan-persoalan agama.

"Agama jangan sampai menjadi pemicu kegaduhan. Semua agama mengajarkan kebaikan dan kedamaian," tegasnya.

Prof Zaenal juga mengaku agama selalu memberikan solusi untuk persatuan dan kesatuan seluruh persoalan bangsa.

"Agama memberikan solusi untuk persatuan dan kesatuan seluruh persoalan bangsa," terangnya.

Senada disampaikan Ketua Asosiasi FKUB Indonesia Ida Pengelingsir Agung Putra Sukahet.

Menurutnya, banyak agama bukan untuk bertikai, tetapi Tuhan menurunkan agama untuk dipilih.

"Kenapa agama ini semua jadi banyak, Tuhan menurunkan banyak agama bukan untuk bertikai dan berkelahi bukan untuk berselisih diantara kita, tetapi Tuhan menurunkan banyak agama untuk dipilih salah satu dari agama-agama yang ada di Indonesia," terangnya.

Dia juga berharap para tokoh agama, pemerintah daerah sampai pusat harus memahami bagaimana beragama yang benar sehingga dapat dicontoh masyarakatnya.

"Saya berharap ke depan nanti peradaban yang terbangun agama menjadi solusi dan alternatif sehingga tokoh-tokoh agama harus melalui pemahaman agama yang benar," ujarnya.

Ida juga mendorong pemerintah pusat dapat mendukung dan merealisasikan peraturan bersama menteri tentang FKUB menjadi peraturan presiden.

"Peraturan bersama menteri ini mudah-mudahan segera direlisasikan menjadi Keppres atau Perpres," harapnya. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler