jpnn.com, BANDUNG - Partai Amanat Nasional (PAN) mengawali rapat kerja nasional (rakernas) di Bandung, Senin (21/8). Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan membuka rakernas partainya di Hotel Grand Asrilia, Bandung dengan pidato kebangsaan.
Zulkifli dalam pidatonya menyoroti kondisi saat ini yang dipenuhi kesalahpahaman. “Negeri kita tercinta dikepung oleh banyak salah paham,” ujarnya.
Lebih lanjut Zulkifi memerinci, salah paham pertama adalah anggapan bahwa beragama berarti menjauh dari berbangsa. Sebab, ada yang menganggap tunduk pada ajaran agama berarti tak setia pada paham kebangsaan.
BACA JUGA: Bima Arya Jadi Kecengan Kang Emil untuk Pilgub Jabar
“Menjadi pemeluk agama yang taat dinilai sebagai berkhianat terhadap prinsip Indonesia,” keluhnya.
Sedangkan salah paham kedua tak kalah serius karena ada upaya memisah-misahkan sesama anak bangsa. Ketua MPR RI itu menjelaskan, konstelasi politik saat ini digunakan untuk memberi label sekaligus memisah-misahkan kelompok dalam masyarakat.
BACA JUGA: Salam Pramuka! Kak Zulkifli Ajak Peserta Raimuna Sebarkan Optimisme
Sekelompok orang mengklaim sebagai kelompok toleran menuding pihak intoleran. Ada lagi sebutan perawat kemajemukan melawan perusak kebinekaan.
Bahkan, ada yang mengklaim sebagai penjaga Pancasila dengan menyebut yang lain sebagai pengkhianat Pancasila. “Tidak sepatutnya kalah dan menang dijadikan alat untuk mengotak-kotakkan kelompok dalam masyarakat seperti itu,” ujarnya.
BACA JUGA: PAN Mulai Terpesona Jenderal Gatot untuk Pilpres 2019
Sedangkan salah paham ketiga adalah kesalahan langkah. Dasarnya adalah kekeliruan fatal dalam memahami dan memaknai sejarah Indonesia.
“Dalam sejarah kebangsaaan ini seolah-olah umat Islam, para ulama, tidak memainkan peranan yang sentral. Seolah-olah, umat Islam dan para ulama sekadar memainkan peranan pinggiran,” ujarnya.
Menurut Zulkifli, PAN harus berperan meluruskan salah paham itu. Sebab, ulama dan umat Islam tidak pernah absen dalam sejarah pergerakan kebangsaan.
“Ulama dan umat Islam selalu menjadi bagian yang sangat penting, yang kokoh berdiri tegak untuk merawat kelangsungan hidup negeri Zamrud Khatulistiwa ini,” tegasnya.(bay/JPK)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua MPR: Amanat Konstitusi adalah Bersatu dalam Keberagaman
Redaktur & Reporter : Antoni