Buka Rekening Sumbangan, Prabowo-Hatta Jadi Follower Jokowi-JK

Sabtu, 14 Juni 2014 – 15:41 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Langkah kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla membuka rekening gotong royong untuk menggalang dana dari pendukung dan simpatisan dinilai sebagai model efektif untuk membuat tradisi baru. Terlebih, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang awalnya mengkritik pembukaan rekening untuk menghimpun dana publik itu kini justru melakukannya.

Menurut pakar kepemimpinan dari Universitas Indonesia, Eko Sakapurnama, figur Jokowi-JK dengan ide-ide yang ditawarkan  termasuk soal rekening gotong royong telah menunjukkan bukti kepemimpinan yang efektif. Sebab, ada pihak yang mengikuti ide baru itu.

BACA JUGA: Formasi CPNS 2014 Masih Terbuka untuk Lulusan SMA

“Dari kasus ini (rekening penghimpun dana kampanye, red), saya melihat Jokowi-JK yang menang dalam konteks memiliki kepemimpinan yang efektif," kata Eko di Jakarta, Sabtu (14/6).

Dipaparkannya, kepemimpan berjalan efektif ketika figur yang memimpin mampu menghasilkan gagasan baru, kreatif, inovatif dan diikuti pihak yang dipimpin. Eko menjelaskan, Jokowi sejak menjadi calon gubernur pada Pilkada DKI memang muncul sebagai trendsetter yang ditiru banyak pihak.

BACA JUGA: Pimred Obor Rakyat Beber Alasan Sasar Pesantren

Dalam rekening kampanye pun Eko menilai Jokowi sebagai pihak yang memulai dan diikuti pihak lain. Artinya, kata Eko, kubu Jokowi-JK tampil sebagai leader dan ada pengikut (follower) yang meniru gagasan baru itu. “Karena kalau ada leader tanpa follower ya tak efektif juga,” ucapnya.  

Namun, hal yang dipertanyakan Eko justru langkah kubu Prabowo-Hatta ikut-ikutan membuka rekening dana kampanye. Sebab, hal itu menunjukkan Prabowo-Hatta tak punya ide baru yang yang dapat menarik simpati publik.

BACA JUGA: Kritisi Jokowi, Pemred Obor Rakyat Ngaku Tidak Dukung Prabowo

Eko mengatakan, tentu langkah Prabowo-Hatta membuka rekening dana sumbangan bukan karena didasari kekaguman pada Jokowi-JK. Namun, kata Eko, mengekor pihak lain menunjukkan kubu Prabowo-Hatta kurang kreatif. “Malu atau enggak kalau mengikuti apa yang dilakukan calon pemimpin lainnya?" kata Eko.

Apakah itu berarti Prabowo-Hatta menjiplak? "Ya wong memang dia menjiplak," kata Eko.

Sebelumnya Direktur Komunikasi dan Media Tim Kampanye Nasional Prabowo-Hatta, Budi Purnomo Karjodihardjo mengungkapkan, pasangan capres yang diusung Koalisi Merah-Putih itu merasa perlu membentuk komite yang fokus pada penggalangan dana sumbangan dari masyarakat. Karenanya, dibentuklah Komite Dana Aspirasi Indonesia Bangkit pada tanggal 10 Juni 2014 berdasarkan surat yang diteken oleh Mahfud MD selaku Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta dan Fadli Zon yang menjadi sekretarisnya.

Sebagai tindak lanjutnya, dibukalah rekening Dana Aspirasi Indonesia Bangkit di sebuah bank BUMN. Selanjutnya, Komite Dana Aspirasi Indonesia Bangkit akan melaporkan penerimaan uang ke Tim Pemenangan Prabowo-Hatta.

Padahal, sebelumnya kubu Prabowo-Hatta dikenal frontal menyerang cara Jokowi-JK membuka dana rekening gotong royong. Anggota Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Letjen (Purn) Suryo Prabowo bahkan meminta masyarakat memilih capres kaya raya yang tak minta-minta uang.

Anggota Tim Sukse Prabowo-Hatta lainnya, Ahmad Yani bahkan menilai cara Jokowi-JK menggalang dana malah menambah beban masyarakat. "Katanya mau mensejahterakan rakyat, tapi kok malah menyengsarakan," kata Yani yang juga Direktur Hukum dan Advokasi Tim Pemenangan Prabowo-Hatta.(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... JK Ingin Bangun Penyimpanan Ikan untuk Nelayan di Indonesia Timur


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler