Bukalapak Terus Berinovasi agar Warung Mitra Bisa Tingkatkan Transaksi

Selasa, 15 Oktober 2019 – 13:41 WIB
BukaLapak. Foto: BukaLapak

jpnn.com, JAKARTA - Bukalapak dinilai sebagai perusahaan rintisan dan e-commerce yang memiliki jaringan mitra warung terbanyak dibanding pemain lain. Ini menjadi bukti Bukapalak berhasil mendorong terciptanya usaha mandiri di masyarakat.

Program Mitra Bukalapak dimulai sejak 2017 dan hingga saat ini telah mencapai 2,5 juta Mitra Bukalapak di seluruh Indonesia. Jauh meninggalkan pemain lain.

BACA JUGA: Satyalancana Wira Karya untuk Presiden Bukalapak Muhamad Fajrin Rasyid

Co-Founder dan Presiden Bukalapak Fajrin Rasyid menjelaskan, Bukalapak terus berinovasi agar warung tradisional yang bekerja sama bisa meningkatkan volume transaksi bisnisnya. Dia yakin, penggunaan teknologi bisa membantu mitra warung untuk menciptakan kemapanan.

“Kami berusaha supaya penghasilan mitra warung dan agen bisa lebih stabil, bahkan transaksi yang terjadi di warung meningkat misalnya dengan kemudahan menemukan lokasi warung lewat penelusuran Google Bisnisku,” kata dia.

BACA JUGA: 17 Nama Tokoh Muda di Bursa Calon Menteri, Ada Bos Bukalapak

Merujuk ke riset CLSA Ltd yang berbasis di Hongkong dengan judul ‘E-warung, Indonesia’s New Digital Battleground’ dan dirilis pada September 2019, 65-70 persen dari penjualan ritel Indonesia terjadi di warung dan akan menjadi medan pertempuran utama untuk e-payment dan fintech. CLSA menyebut Bukalapak, memiliki jaringan warung terbanyak dibanding pemain lain di Indonesia.

Warung disebut-sebut sebagai pintu utama dalam inklusi finansial di Indonesia, di mana hanya 49 persen penduduk usia 15 tahun ke atas memiliki rekening bank. “Kami percaya tingkat kesuksesan program warung akan menentukan pemenang pemain payment di negara ini,” tulis CLSA.

CLSA menyebut, warung Mitra Bukalapak mudah ditemukan di berbagai daerah, terutama di tiga kota besar Jakarta, Bandung dan Surabaya dibandingkan pemain lain.

Pada umumnya, Mitra Bukalapak menyebut dari sisi pendaftaran mudah dan memiliki banyak keuntungan. CLSA menyebut bahwa program Mitra Bukalapak, dengan memudahkan warung-warung mendapatkan berbagai kebutuhan untuk para pembeli konsumen di sekitar, turut berkontribusi meningkatkan ekonomi keluarga.

Dengan model Mitra dan Agen, Bukalapak dinilai berhasil menawarkan harga yang lebih murah, dibandingkan dengan tempat pengadaan tradisional, sambil menghilangkan kebutuhan pemilik warung untuk secara fisik mengunjungi dan membawa kembali inventaris dari pasar grosir dan toko.

Model Mitra Bukalapak juga disebut berhasil memparalelkan hubungan warung dan agen perorangan ke dalam usaha O2O yang lebih luas yang menguntungkan bisnis inti ritel online. Misalnya, pada aplikasi ritel online Bukalapak, ada ikon pencari lokasi untuk pengguna temukan, dan insentif untuk membeli dari mitra warung Mitra Bukalapak yang berdekatan.

Ini menguntungkan warung dan secara tidak langsung menciptakan peningkatan permintaan sumber dari warung ke Bukalapak.

“Inisiatif O2O ini berhasil, dengan 10 persen pengguna baru di platform ritel online perusahaan yang terdiri dari konsumen yang telah berbelanja / bertransaksi di warung dan agen mitranya,” tulis CLSA dalam risetnya.

“Bukalapak melakukan hal yang benar dalam mencoba membedakan dirinya dari pengecer online yang lebih kuat secara finansial. Bukalapak akan memiliki tahun yang kuat dalam pertumbuhan bisnis inti C2C-nya, Untuk 2019, kami memperkirakan pertumbuhan 58 persen YoY di GMV untuk platform C2C-nya,” tulis CLSA. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler