jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik M. Lukman menilai video perjalanan hidup Ganjar merupakan hal positif dan perlu diikuti oleh calon presiden lainnya.
Seperti diketahui, bakal calon presiden PDIP Ganjar Pranowo mengunggah video yang mengisahkan perjalanan hidupnya, di akun YouTube miliknya, kemarin. Dalam video bertajuk #ManifestoGanjar, Gubernur Jawa Tengah dua periode itu mengajak menjadikan Pilpres 2024 sebagai ajang adu gagasan, bukan perpecahan.
BACA JUGA: Kowarteg Dukung Ganjar Buka Layanan Kesehatan Gratis di Kebon Jeruk
Video berjudul “Manifesto #1: Mari Bersatu Bukan Berseteru” yang diunggah Ganjar itu, berdurasi singkat. Hanya 7 menit 2 detik. Dalam video itu, Ganjar tampil rapi dengan kemeja putih, rambut yang tersisir, duduk menghadap kamera. Sosok Capres berambut putih itu, kemudian mengisahkan perjalanan hidupnya secara singkat dan mengungkap manifesto politiknya.
Lukman menyebut secara sejarah, manifesto bukanlah sekadar pernyataan terbuka, dan wajib dimiliki oleh semua pemimpin.
BACA JUGA: Demokrat Mau Gabung ke Koalisi Pendukung Ganjar? Tunggu Dulu, Ada Syaratnya
“Manifesto harus dilihat sebagai sumpah atas sikap dan pandangan seseorang, daripada sekadar 'pernyataan terbuka', kenapa? Karena manifesto mempunyai efek domino bagi tumbuhnya gerakan kolektif yg mempersatukan bangsa dalam mencapai tujuan tertentu," ujar M. Lukman dalam keterangan tertulis
Menurutnya, pemimpin wajib mempunyai manifesto untuk beberapa hal, pertama tolok ukur terkait seberapa dalam wawasan, gagasan, dan--khususnya- sense of belonging pemimpin tersebut.
"Benar-benar sanggup menganalisis varian permasalahan masyarakat serta keakuratannya memutuskan penyelesaian yang tidak melulu merugikan masyarakat," kata Lukman.
Oleh karena itu, Lukman menyebutkan bahwa manifesto Ganjar patut diapresiasi dan tidak semata-mata dianggap sebagai gimmick.
Manifesto itu bisa menjadi cara bagi masyarakat untuk terus mengawasi serta bagaimana Ganjar menganalisa berbagai masalah secara kongkrit berdasarkan pengalaman
“Karena, manifesto adalah sumpah terbuka yang ditujukan pada publik, maka siapa pun berhak membuat manifesto, dan manifesto Ganjar harus diapresiasi sebagai prinsip utama agar dirinya selalu diawasi oleh rakyat, jangan lantas dianggap sebagai gimmick.” ujarnya
Namun, kata Lukman, manifesto itu butuh keberanian mental, kerasionalan budi dan akal serta kejujuran moral.
"Tentu lebih mudah bagi calon pemimpin untuk berkampanye ngalor-ngidul di atas mimbar yang tinggi disaksikan banyak pendukung, atau menugaskan orang tertentu memoles citra dirinya tanpa harus bersusah payah, atau bahkan memasang spanduk/baliho berderet-deret di tiap jalan raya yang ramai dilintasi masyarakat," pungkas Lukman.(mcr10/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul