Bukan Pemenang Pemilu, Suara Golkar Naik

Minggu, 07 September 2014 – 23:03 WIB

jpnn.com - JOGJAKARTA - Ketua DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan, meski partainya tak menang pemilihan umum legislatif lalu namun perolehan suara partai berlambang beringin itu naik tak kurang dari empat juta dibanding 2009. Menurut Airlangga, hal ini menunjukan tren positif yang harus ditingkatkan dengan upaya kerja bersama yang lebih baik dan intensif dalam mengawal suara rakyat.

Ia menambahkan, pencapaian suara Partai Golkar itu secara politis tetap menjadi kekuatan politik papan atas yang menentukan arah pembangunan Indonesia di lima tahun mendatang. Menurutnya, dengan posisi itu berarti jumlah dukungan rakyat yang berada di belakang partai itu sangat besar.

BACA JUGA: Ical Tegaskan Koalisi Merah Putih Bukan Musuh Jokowi-JK

"Dengan besar hati harus diakui bahwa hasil akhir memang tidak sesuai dengan target yang dicanangkan semula, tapi perlu menjadi catatan kita bersama bahwa hasil pileg 2014 Partai Golkar mendapat sekitar 4 juta suara lebih banyak dibanding dengan perolehan suara pada pemilu 2009," ujar Airlangga saat Diskusi Panel dan temu kader Partai Golkar di Jogjakarta, Minggu (7/9).

Ia menambahkan capaian itu juga membuktikan terdapat banyak potensi bagi PG untuk dapat lebih kuat, lebih progresif, serta aspiratif.

BACA JUGA: Puan Sudah Menyerah Bujuk Koalisi Merah Putih

Terutama dalam menghadapi situasi persaingan multi partai dan di tengah banyaknya perubahan sosial dalam tata nilai politik masyarakat.

Airlangga mengatakan, kondisi masyarakat saat ini terkesan justru bergantung kepada anggaran pemerintah. Menurutnya, hal ini terlihat dari munculnya reaksi resisten yang luar biasa manakala pemerintah harus menerapkan kebijakan pengurangan subsidi.

BACA JUGA: SOKSI Ajukan Syarat Caketum Partai Golkar

Hal sebaliknya berupa reaksi penerimaan yang berlebihan terjadi saat pemerintah menerapkan kebijakan pemberian bantuan sosial ataupun bantuan langsung.

Karenanya, kata Airlangg, ke depan peran pemerintah tidak cukup sebatas menggali sumber daya alam dan sumber daya modal bagi kepentingan nasional.

Selain itu, kata dia, tidak cukup juga bila pemerintah hanya berperan menambah daya konsumsi bagi masyarakat miskin melalui program hibah dan bantuan sosial saja, yang mana lebih bersifat charity ketimbang empowering.

Namun, papar dia, diperlukan pula kehadiran pemerintah untuk dapat mengarahkan tergalinya potensi-potensi sumber daya alam dan sumber daya sosial bagi munculnya ke-swadayaan dan keswasembadaan serta kemandirian masyarakat tersebut.

"Harapan masyarakat bagi peningkatan kemampuan kemandirian, ke-swadaya-an dan ke-swasembada-an itulah yang selama ini belum teroptimalkan oleh kebijakan-kebijakan pemerintah," jelasnya.

Dalam kerangka itulah, Airlangga, menilai PG bisa menjadi pelopor dalam mewujudkan harapan bagi perwujudan kemandirian, keswadayaan dan keswasembadaan masyarakat itu.

Modal penting yang utama didasarkan pada substansi dari kemandirian masyarakat adalah jiwa kewirausahaan, dan itu adalah esensi dari azas karya-kekaryaan yang menjadi doktrin Partai Golkar.

"Saya meyakini apabila Partai Golkar dapat mengambil peran yang konkrit sebagai pelopor terwujudnya kemandirian masyarakat, maka hal itu akan menjawab juga tantangan peningkatan daya saing yang diperlukan itu," tuntasnya. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Motif Balas Dendam di Balik RUU Pilkada


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler