Bukan Senjata, Megawati Sebut 2 Faktor Ini yang Bisa Mengunci Perdamaian di Korea

Rabu, 11 Mei 2022 – 16:19 WIB
Megawati Soekarnoputri memberikan pidatonya saat menerima gelar profesor kehormatan oleh Seoul Institute of the Arts (SIA) di Seoul, Korea Selatan, Rabu (11/5). Foto: Tim Dokumentasi Megawati

jpnn.com, SEOUL - Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri menilai jalan dialog dan kebudayaan merupakan faktor penting untuk mendamaikan permasalahan di Semenanjung Korea. Dialog itu dilakukan di antara kedua Korea yang berakar dari keluarga yang sama, tanpa intervensi pihak lain.

Ketua Umum PDI Perjuangan itu juga meyakini solusi hubungan kedua pihak bukan pamer atau angkat senjata.

BACA JUGA: Hari Masih Pagi, Yoon Seok Menggandeng Tangan Megawati

“Kuncinya, persoalan di Semenanjung Korea harus diselesaikan melalui jalan dialog, kebudayaan, jalan yang meretas kepercayaan, dan penuh dengan nilai-nilai kemanusiaan,” kata Megawati dalam pidatonya saat menerima gelar profesor kehormatan oleh Seoul Institute of the Arts (SIA) di Seoul, Korea Selatan, Rabu (11/5).

Menurut Megawati, identitas kebudayaan Bangsa Korea saat ini sangatlah kuat. Dan ini akan menjadi modal penting di dalam mendorong perdamaian dunia, termasuk di Semenanjung Korea.

BACA JUGA: Bersilaturahmi ke Kediaman Megawati, Jokowi Malah Melakukan Ini

Putri Proklamator RI Bung Karno itu menyatakan perdamaian di Semenanjung Korea sangat penting baginya.

“Bung Karno, kami semua, dan seluruh rakyat Indonesia, selalu berjuang bagi perdamaian dunia berdasarkan penghormatan atas kemanusiaan, kemerdekaan, dan keadilan sosial,” kata Megawati.

BACA JUGA: Bu Mega Terima Gelar Profesor dari SIA, Anak Muda Indonesia Siap-siap Jadi Aktor di Korsel

Megawati meyakini dengan identitas, jati diri, dan karakter kebudayaan yang sama antara Korea Utara dan Korea Selatan, maka perdamaian dengan apa yang disebut reunifikasi bisa terjaga.

Di sisi lain, Megawati juga mengingatkan pentingnya berdaulat di bidang politik. Prinsip berdaulat dalam politik ini sangatlah penting di dalam dialog untuk perdamaian.

“Penjabaran berdaulat di bidang politik tersebut membawa makna bahwa perdamaian abadi hanya bisa dilakukan oleh Bangsa Korea sendiri, tanpa adanya intervensi negara lain. Sebab, keduanya adalah satu keluarga, satu identitas kebudayaan,” urai Megawati.

Prinsip tidak adanya campur tangan negara lain terhadap persoalan domestik suatu bangsa juga menjadi poin penting dari Dasa Sila Bandung, yang telah menjadi spirit Konferensi Asia Afrika pada 1955.

Megawati meyakini jalan menuju perdamaian di Korea dapat diwujudkan. Asal dilakukan dengan landasan kebudayaan dan perekonomian yang telah mencapai konsep berdikari, dengan prinsip-prinsip berdaulat di bidang politik, serta dijalankannya Spirit Dasa Sila Bandung yang menghormati penyelesaian berbagai persoalan secara damai, tanpa adanya intervensi asing.

“Kami semua percaya, bahwa dengan jalan kebudayaan yang diterangi oleh mata hati, optimisme, dan rasa saling percaya, akan benar- benar menjadi jalan perdamaian. Hal itu saya yakini, juga menjadi dambaan seluruh bangsa Korea; rakyat Korea yang sebenarnya adalah satu bangsa, satu jiwa, dan satu karakter dalam kebudayaan," pungkas Megawati. (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bu Mega Hadiri Pertemuan Tertutup dengan Pemerintah dan Parlemen Korsel, Ada Permintaan Penting


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler