jpnn.com - BONARAN bisa dibilang "korban". Ya, pemilik nama lengkap Raja Bonaran Situmeang itu sejatinya adalah korban pemerasan yang dilakukan bukan saja oleh Akil Mohctar, tapi juga sejumlah pihak lain yang mencoba mengambil keuntungan dari mantan pengacara Anggodo Widjojo itu.
Akil, yang bukan anggota majelis hakim yang menangani sengketa pilkada Tapanuli Tengah (Tapteng) pada 2011, berupaya mengeruk harta dari Bonaran, yang baru usai ikut pilkada, yang tentunya sudah cukup menguras rekeningnya. Maklum, biaya pilkada tidak lah murah.
BACA JUGA: Pencuri Burung Murai Nyaris Tewas Dihajar Massa
Di persidangan Akil sudah terungkap, alur dugaan suap diduga dijembatani anggota DPRD Tapteng Bachtiar Sibarani. Bahtiar yang menyampaikan ke Bonaran mengenai permintaan uang dari Akil sebesar Rp3 miliar. Mantan ketua MK itu lantas menurunkan tarif, cukup Rp2 miliar saja.
Bagaimana bisa Bahtiar berhubungan dengan Akil? Mantan anggota KPU Tapanuli Tapteng Maruli Firman Lubis kepada JPNN pada 23 November 2013 lalu menyebut Bahktiar merupakan tangan kanan Irham Buana Nasution. Saat itu, Maruli menyebut dengan inisial BS, tidak langsung menyebut nama Bahtiar. Sedang Irham sendiri, disebut sebagai orang yang cukup dekat dengan Akil.
BACA JUGA: Pendekar Banten Siap Bantu Kepolisian Cegah ISIS
Berdasar keterangan Hetbin Pasaribu saat menjadi saksi di persidangan Akil, Hetbin Pasaribu mengaku diperintahkan Bonaran mengirim uang ke Bachtiar. Dia pun mengaku disuruh menemani Daniel Situmeang ke BNI Rawamangun mengambil uang Rp1 miliar. Uang itu, menurut pengakuan Hetbin, kemudian diserahkan kepada Bakhtiar Sibarani oleh Daniel.
Sampai di sini, belum ada keterangan jelas uang siapa yang diambil di BNI Rawangun itu. Apakah di sana ada orang lain yang menyerahkan uang Rp1 miliar itu? Belum terungkap.
Di hari kemudian, Hetbin mengaku mengantar Daniel lagi mengambil uang di Azwar Pasaribu Rp1 miliar. Uang tersebut diantar lagi untuk Bakhtiar di Depok.
BACA JUGA: Komplotan Spesialis Pemecah Kaca Mobil Masih Berkeliaran
Siapa Azwar Pasaribu? Sumber menyebutkan, sebenarnya ada satu orang lagi di belakang Azwar, yakni seorang pengusaha di Jakarta berinisial SP.
Nah, Hetbin, masih menurut sumber, merupakan orang dekat SP. Hubungan SP dengan Bonaran belakangan dikabarkan retak gara-gara SP tak juga mendapatkan proyek di Tapteng. "Malah Bakhtiar yang mengendalikan proyek-proyek di Tapteng," ujar sumber.
Jadi, ada dugaan kuat Bonaran adalah "korban" permainan pengusaha yang sudi menggelontorkan uang dengan harapan bakal terbayar -bahkan meraup untung besar- dari proyek-proyek di Tapteng.
Mereka memanfaatkan situasi, tampil menjadi "pahlawan" tatkala Bonaran kantongnya sudah kempes usai pilkada, tapi terus "diancam" Akil bahwa kemenangan mutlak di pilkada Tapteng bisa teranulir di MK.
Namun, pihak KPK menyebut sudah mengantongi dua bukti hingga bupati berkumis tebal itu ditetapkan sebagai tersangka? Buktinya apa? Sudah pasti KPK tak sudi membeber tatkala proses penyidikan masih berlangsung. Tunggu di persidangan saja, uang siapa sebenarnya yang diduga mengalir ke Akil itu. (sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Formasi CPNS Daerah Belum Muncul
Redaktur : Tim Redaksi