jpnn.com - JAKARTA - Forum Honorer K2 Indonesia (FHK2I) menegaskan bahwa aksi jihad akbar pada 10 Februari mendatang bukan untuk melawan pemerintah. Namun lebih kepada meminta perhatian pemerintah terutama Presiden Joko Widodo yang sudah menebar janji kepada honorer K2 semasa kampanye Pilpres 2014.
"Saya tegaskan, ini memang jihadnya honorer K2. Kami bukan mau mengancam atau melawan, tapi ingin Presiden Jokowi melihat kami," ujar Ketum FHK2I Titi Purwaningsih kepada JPNN, Sabtu (6/2).
BACA JUGA: Bali Destinasi Imlek Wisman Tiongkok
Dia menyebutkan, untuk aksi pada 10 Februari nanti, sekitar 50 ribu massa akan mengepung Istana Merdeka. Bila di demo hari pertama, tidak ada respons Presiden Jokowi, akan datang gelombang massa lebih besar lagi.
"Saya bukannya mau mengancam, tapi yang saya katakan ini fakta. Kalau jihad 10 Februari tidak didengar, hari kedua dan ketiga akan terus bertambah massa honorer K2 untuk memperkuat perjuangan," terangnya.
BACA JUGA: Gempa Taiwan, Nusron Koordinasi dengan KDEI Pastikan Keselamatan TKI
Ditanya berapa kira-kira kekuatannya, Titi menjawab di atas 50 ribu orang. Sebab, jumlah honorer K2 ada 439 ribuan. "Ya bisa 60 ribu atau bisa juga 100 ribu karena sudah melibatkan keluarga honorer juga. Tapi mudah-mudahan pemerintah mau mendengar aspirasi kami," harapnya. (esy/jpnn)
BACA JUGA: Jokowi Bakal Lantik 7 Gubernur Bersamaan Jumat Depan
BACA ARTIKEL LAINNYA... Uang Pas-pasan, Massa Honorer K2 Siap Berangkat ke Ibukota
Redaktur : Tim Redaksi