Bukti Markas PSS Sleman Selalu Jadi Neraka bagi Tim Lawan

Selasa, 16 Juli 2019 – 22:04 WIB
Koreografi suporter PSS Sleman Brigata Curva Sud (BCS). Foto: BCS PSS

jpnn.com, SLEMAN - PSS Sleman menjalani laga tandang melawan Kalteng Putra pada Minggu lalu (7/7). Meski berstatus sebagai tim tamu, PSS seperti bermain di kandang sendiri.

Maklum, laga tersebut berlangsung di Stadion Maguwoharjo. Nah, tadi malam, tim berjuluk Super Elang Jawa tersebut justru menjalani laga kandang rasa tandang.

BACA JUGA: Lawan Bhayangkara FC, Semen Padang Akan Gunakan Formasi 4-4-2

"Kami tuan rumah, tapi suporter Persebaya justru yang lebih baik," kata Pelatih PSS Seto Nurdiantoro selepas pertandingan.

BACA JUGA: Sidang Lanjutan Joko Driyono, Replik JPU Dinilai Mengada-ada

BACA JUGA: PS Tira-Persikabo Makin Kukuh di Puncak Klasemen, Persija ke Zona Degradasi

Ya, meski akhirnya mendapat jatah kuota 2.000 tiket, tapi Bonek yang hadir di Stadion Maguwoharjo jumlahnya tak kurang dari 15 ribu. Itu artinya, jumlah mereka berlipat-lipat dari kuota tiket yang disediakan panpel tuan rumah.

Bonek memenuhi tribun sisi timur, utara, dan barat Stadion Maguwoharjo. Hanya tribun selatan saja yang "bersih" dari Bonek.

BACA JUGA: Belum Pernah Cicipi Kemenangan, Semen Padang Yakin Badai Pasti Berlalu

Sepanjang babak pertama, nyanyian Bonek pun jauh lebih dominan dibanding suporter tuan rumah. "Tentu ini sebuah kerugian. Sebab, lebih banyak suporter tamu. Tapi, bagaimana pun juga kami tetap salut dengan teman-teman Sleman Fans yang terus bernyanyi mendukung kami," ujar bek PSS Asyraq Gufron Rachmadhan.

Ini memang bukan pemandangan yang biasa bagi PSS. Sebab, selama ini Stadion Maguwoharjo selalu menjadi "neraka" bagi tim lawan.

Stadion yang berada di kaki Gunung Merapi tersebut selalu disesaki suporter PSS. Suara mereka selalu lebih berisik dibanding suporter lawan.

Suporter PSS selama ini juga dikenal sangat banyak dan militan. Tapi, tadi malam, di rumahnya sendiri, jumlah mereka justru kalah banyak.

"Meski begitu, kami tetap melihat ada sisi positif dari apa yang ada malam ini. Bahwa persaudaraan tetap terjalin baik di sepak bola ketika suporter yang hadir begitu banyak," sebut Seto. Tak ada gesekan, tak ada ketegangan. Sebaliknya satu dengan yang lain saling menyapa dengan penuh kehangatan. 

BACA JUGA: PS Tira-Persikabo Makin Kukuh di Puncak Klasemen, Persija ke Zona Degradasi

"Seharusnya sepak bola seperti ini. Yang di lapangan berjuang memenangkan pertandingan, yang di tribun fokus memberikan dukungan," ungkap Seto. 

Dia berharap persaudaran yang terawat lewat sepak bola tersebut terus terjaga. Tidak berhenti pada laga tadi malam. "Semoga persaudaran seperti ini juga menular ke pertandingan-pertandingan yang lainnya. Sehingga sepak bola menjadi jauh lebih enak ditonton dan dinikmati oleh siapa saja," papar mantan pemain timnas itu. (fim/bas)

BACA ARTIKEL LAINNYA... The Jakmania Tepati Janji, Laga Persija Lawan PS Tira-Persikabo Sepi Penonton


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler