Keluarga Foot mengirim 4 orang anak laki-lakinya pada Perang Dunia I, tapi hanya dua orang yang berhasil kembali pulang. Sekarang setelah 100 tahun buku harian mereka ditemukan dan dikembalikan ke Queensland Utara, setelah ditemukan di Brisbane RSL.


Pengurus Arsip Sekolah Townsville Grammar, Bill Muller, Presiden RSL Yeronga Dutton Park, Kevin Fitzgerald dan RSL Townville, Bill Whitburn dengan buku harian George Pierce Foot dari PD I.

BACA JUGA: Kini Model di Panggung Australian Fashion Week Lebih Beragam Etnisnya

 Prajurit George Pierce Foot pemilik buku harian berusia satu abad ini merupakan anak laki-laki ketiga yang berangkat ke Gallipoli, dihari yang sama kakaknya yang lebih tua Henry tewas ketika bertempur. Buku harian ini ditemukan di lembaga relawan pensiunan perang (RSL) di Yeronga Dutton Park tahun lalu, ketika tengah memeriksa memorabilia perang di lembaga tersebut. Namun demikian menurut Presiden RSL, Kevin Fitzgerald, tidak diketahui persis bagaimana dan kapan buku harian itu masuk dalam koleksi memorabilia perang mereka. "Tidak ada satu orang pun yang kenal dengan mereka dan berasal dari mana, dan tidak juga ada yang tahu bagaimana buku harian ini muncul dan ditemukan,” kata Fitzgerald. Dengan semakin dekatnya peringatan satu abad pertempuran Gallipolli, RSL Yeronga park memutuskan untuk melacak pemilik dari buku harian itu dan menemukan nama keluarga foot dalam catatan perang di Canberra. RSL kemudian berhasil mengontak keponakan George, Lux Foot dan buku harian itu akan dipamerkan di RSL Townsville. "Keluarga ini sangat senang mendengar kabar mengenai buku harian tersebut,” kata Fitzgerald. "Saya tidak tahu banyak mengenai keterlibatan anggota keluarga Fppt dalam PD I,” katanya. "Kontribusi yang mereka buat, dari 5 orang anaknya, 2 diantaranya terbunuh dan satunya menderita luka serius..mereka berkontribusi banyak pada sejarah Australia. "Saya sangat senang dapat mengembalikan buku harian itu ke kota kelahiran mereka Townsville." Foot bersaudara datang dari Cardington Station, sebuah peternakan di Charters Towers di Queensland Utara. Pada identitasnya, George yang berusia 29 tahun menulis pekerjaannya sebagai "bushman" atau orang desa. Saudara laki-lakinya Henry dan Alex terbunuh di Gallipoli tahun 1915. George sendiri berdinas di Gallipoli sebelum dikirim ke Mesir.  Saudara laki-lakinya yang terakhir bertugas di Mesir pada akhir PD I, sementara saudara laki-laki bungsunya belum cukup umur untuk ikut berperang. Bill Muller, pengurus arsip di sekolah Townsville Grammar, dimana kelima orang anak laki-lakinya bersekolah meneliti buku harian itu. "Buku harian inibanyak bercerita tentang Mesir,” kata Muller. "Apa yang mereka lakukan, termasuk renang menyebrangi terusan Suez dan berlatih berkuda karena mereka berdinas di pasukan berkuda,” "Sebagian dari buku harian itu juga menceritakan tentang ternak mereka di lahan peternakannya, jadi buku harian itu memang banyak menceritakan tentang dirinya,” "Kemudian sepertinya sekitar 16 September 1916 dia terluka dan menghabiskan seluruh masa dinasnya di rumah sakit,” Pada Januari 1917 Georige dikirim pulang ke Australia.Meski tulisan di buku harian itu tidak panjang dan rinci, buku harian milik George itu menunjukan kuatnya hubungan antara tentara dari berbagai negara yang bertugas di Gallipolli. "Di salah satu halamannya dia menuliskan semua nama-nama temannya dan alamat mereka dan ini cukup menarik karena mereka berasal dari Rhodesia, Inggris dan Afrika Selatan,” kata Muller. Jika buku diarinya kini tersimpan rapi di Queensland Utara, Bill tidak mengetahui persis apa yang terjadi dengan George setelah perang. Diduga dia kembali ke tanah pertaniannya namun tidak bisa dipastikan.  Keluarga Foot sepakat untuk membiarkan buku harian anggota keluarganya itu dipajang di RSL Townsville .

BACA JUGA: Bangkai Ikan Paus Langka Terdampar di Pantai Australia Barat

BACA JUGA: Kadar Gula pada Minuman Sari Buah untuk Anak Lampaui Minuman Soda

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tumpas ISIS, Australia Kirim 330 Pasukan Tambahan ke Irak

Berita Terkait