Buku Panduan Sastra Masuk Kurikulum Panen Kritik, Kemendikbudristek Beri Klarifikasi

Sabtu, 01 Juni 2024 – 09:36 WIB
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek Anindito Aditomo memberikan klarifikasi soal buku panduan sastra masuk kurikulum. Foto: Humas Kemendikbudristek

jpnn.com - JAKARTA - Buku panduan sastra masuk kurikulum menuai kritik dari kalangan masyarakat.

Mereka menuding Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) gegabah dalam merekomendasikan buku panduan sastra yang layak dibaca siswa, karena dinilai mengandung unsur pornografi. 

BACA JUGA: Sastra Masuk Kurikulum, Sekolah Pribadi & Premiere School Sebut Kebijakan Keren 

Kecaman masyarakat ini langsung direspons Kemendikbudristek.

Menurut Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek Anindito Aditomo, buku panduan sastra ini merupakan rekomendasi dari para kurator dan kemudian ditinjau oleh para guru. Buku panduan ini juga bukan wajib.

BACA JUGA: Harbuknas 2024: Kemendikbudristek Luncurkan Sastra Masuk Kurikulum

Para guru diberikan kebebasan memilih buku sastra yang bisa dibaca siswanya.

"Saya tegaskan di sini, sastra masuk kurikulum ini bukan berarti sekolah wajib menerapkannya ya. Ini hanya pendamping dan guru silakan memilih sastra yang layak untuk anak didiknya," kata Anindito dalam temu media tentang sastra masuk kurikulum di Jakarta, Jumat (31/5).

BACA JUGA: Nadiem Makarim Sebut Kurikulum Merdeka Dibutuhkan Sekolah yang Tertinggal, Guru Diberi Kebebasan

Dia mencontohkan, guru bahasa Indonesia yang ingin mengombinasikan dengan sastra agar pembelajarannya lebih variatif. Dengan membaca sastra diharapkan kemampuan literasi siswa meningkat. 

Terkait pilihan sastra dalam buku panduan yang djpolemikkan masyarakat, Anindito menyatakan sudah ditarik Kemendikbudristek dari peredaran.

Dia meminta masyarakat tidak menyebarkan kembali buku panduan sastra tersebut.

Buku panduan baru akan diterbitkan Kemendikbudristek setelah melalui serangkaian kurasi dengan melibatkan editor profesional dan independen.

Nantinya buku panduan sastra hasil revisi lanjutnya, akan dipublikasikan secara daring.

"Ada proses pemeriksaan yang jauh lebih ketat, dan terkait pilihan karya, kami menginventarisasi semua masukan dari masyarakat, kita diskusikan dengan sesama kurator," katanya.

Mengenai kapan buku panduan terbaru ini diterbitkan, Anindito menyatakan secepatnya sebelum tahun ajaran baru.

Dia menegaskan sastra ini tidak memengaruhi kelangsungan Kurikulum Merdeka yang kini menjadi Kurikulum Nasional.

"Sastra ini hanya pendamping ya. Penerapan Kurikulum Nasional tetap berjalan normal, " ucapnya. 

Pada kesempatan sama, sastrawan sekaligus anggota Tim Kurator Sastra Masuk Kurikulum Okky Madasari memastikan pilihan buku sastra yang akan digunakan sebagai bahan ajar telah menyesuaikan dan mematuhi kriteria Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

Dia mengatakan pemilihan buku untuk setiap jenjang itu selalu patuh pada indikator untuk memenuhi kriteria P5, itu berlaku di setiap jenjang, baik SD, SMP, maupun SMA, dan ketika diterapkan, tentu caranya akan lain, pemenuhannya akan berbeda di setiap jenjang. (esy/jpnn) 


Redaktur : Soetomo Samsu
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler