Sastra Masuk Kurikulum, Sekolah Pribadi & Premiere School Sebut Kebijakan Keren 

Rabu, 29 Mei 2024 – 00:07 WIB
General Manager Sekolah Pribadi Depok dan Pribadi Premiere GDC Fatih Pasaoglu (tengah) berbincang-bincang dengan para kepala sekolah Pribadi Depok serta Pribadi Premiere GDC. Foto Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Sekolah Pribadi Depok dan Pribadi Premiere School Grand Depok City (GDC) menyambut positif masuknya sastra dalam kurikulum nasional.

Menurut Kepala SD Pribadi Depok Mikawati, kebijakan tersebut bisa meningkatkan literasi siswa.

BACA JUGA: Sekolah Pribadi Premier Gandeng Pemkot Depok, Ajak Anak Yatim Baca Sirah Nabi

"Sastra masuk Kurikulum kebijakan keren. Saya senang sekali dan orang tua juga suka banget," kata Ms. Mika, sapaannya dalam bincang-bincang media, Selasa (28/5).

Dia mengungkapkan di SD Pribadi, anak-anak setiap harinya diwajibkan membaca buku dan memahami isinya.

BACA JUGA: Sekolah Pribadi Depok Bakal Gelar Vaksinasi untuk Siswa, Targetkan 1.000 Anak

Upaya itu untuk meningkatkan literasi anak, apalagi orang tua sangat mendukung.

Mika menambahkan mulai dari Sekolah Dasar (SD) anak-anak didik selain mengembangkan kemampuan akademik juga yang terpenting adalah guidance atau pendidikan karakter (pendidikan akhlak).

BACA JUGA: Sekolah Pribadi Bandung Tetap Berprestasi di Masa Pandemi COVID-19

Juga menitikberatkan pada pendidikan budi pekerti, social emotional learning, bagaimana me-regulasi diri, mengembangkan diri sejak dini dan bekerja sama, tak lupa juga literasi dan numerasi. 

"Jadi, domainnya itu sejak SD ada pendidikan karakter, literasi dan numerasi. Itu ditanamkan sejak dini sebagai bekal untuk ke jenjang selanjutnya. Pondasinya kami perkuat sejak awal," ujarnya.

Untuk literasi, terangnya, anak-anak didik dibekali aplikasi Raz-Kids untuk mendorong mereka membaca, menulis secara online dan mereka setiap minggu dapat penugasan.

Sementara itu, di akhir tahun ini, diberikan award atau apresiasi untuk mereka yang mampu mencapai target tertentu. 

"Jadi, diberikan kategori misalnya dia harus membaca buku minimal dalam satu tahun itu 100 buku baru bisa dapat bronze, juga sampai silver dan gold," tuturnya. 

Untuk matematika atau numerasi, sekolah juga menyediakan aplikasi online untuk melatih anak didik mulai dari rumah.

Di sisi lain, guru juga memberikan tugas dikerjakan untuk meningkatkan kemampuan matematika para siswa.

"Guru memberikan penugasan setiap pekan. Dan itu ada nilai, ada capaian harus mereka capai dahulu untuk ada range-nya juga supaya mereka bisa dapat silver, gold dan bronze," lanjutnya. 

Menurutnya, tujuannya dari semua itu agar ada pembiasaan pada siswa-siswi.

Supaya anak-anak tuh terbiasa sejak dini dengan latihan sehingga di jenjang-jenjang berikutnya dia lebih siap.

Dukungan juga disampaikan Kepala SD-SMP-SMA Pribadi Premiere School Husen Abdillah.

Sejak dini anak-anak didik sudah mendapatkan bekal pendidikan karakter, pelajaran STEAM (sains, teknologi, engineering, art, matematika). 

"Anak-anak kami pacu kemampuan literasi dan numerasinya sejak jenjang SD," terangnya.

Menurut Husen, sastra masuk kurikulum sudah sejalan dengan pembelajaran di Sekolah Pribadi dan Pribadi Premiere School.

Selain itu, di Pribadi Premiere juga menyediakan konsultasi yang mengarahkan bakat dan minat anak didik agar lebih siap di jenjang pendidikan berikutnya.

“Jadi, khususnya untuk bakat minat, kami dorong anak-anak ini untuk mengenal dunianya, mengenal dirinya, bakatnya apa, kemudian minatnya ke depan nanti apa,” ungkap Husen.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMP Pribadi Depok serta koordinator pendidikan SMP-SMA Pribadi, Maman Firmansyah menyampaikan Sekolah Pribadi menjadi salah satu sekolah unggulan di Depok dan Jawa Barat tidak lepas dari peran guru-gurunya serta orang tua wali murid.

Guru dan wali murid bersama-sama mendorong agar anak didik berprestasi sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing. 

"Guru tidak sekadar mengajar, akan tetapi menginspirasi semua siswa siswi menjadi sosok terbaik dari diri mereka sendiri dan ini didukung peran para orang tua," ucapnya.

Sebagai Satuan Pendidikan Kerja Sama (SPK), sekolah ini menerapkan kurikulum nasional sesuai aturan dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Riset Teknologi (Kemendikbudristek), serta kurikulum Cambridge.

Hal ini diterapkan sejak siswa di jenjang SD SMP dan SMA. 

Cambridge digunakan khususnya pada mata pelajaran STEAM dengan tujuan meningkatkan keterampilan abad ke-21, seperti kemampuan berpikir kritis, kreatif, kolaborasi, dan pemecahan masalah. 

Selain itu, pendekatan STEAM bertujuan untuk mempersiapkan siswa berkarier di bidang teknologi, sains, dan rekayasa.

Pelajaran STEAM juga membuat siswa mampu menjadi pemecah masalah (problem solving), penemu, innovator, mampu mandiri, pemikir yang logis, melek teknologi, mampu menghubungkan budaya dan sejarahnya dengan pendidikan.

Juga menghubungkan siswa sesuai kebutuhan dunia kerja.

Jadi, mata pelajaran yang lebih bersifat global nantinya, yang mampu menunjang anak-anak untuk bisa melanjutkan sekolah ke luar negeri atau ke mana.

"Kalau untuk kurikulum nasional wajib dari pemerintah seperti PKN, Agama, Bahasa Indonesia. Itu wajib harus kurikulum nasional. Karena ditambah sasta kami makin senang lagi," ucapnya.

Sebagai informasi, Kemendikbudristek telah meluncurkan Sastra Masuk Kurikulum pada 20 Mei.2024.

Kepala Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Anindito Aditomo menyampaikan penguatan sastra dalam pembelajaran di sekolah merupakan bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka.

Praktik baik sastra merupakan upaya untuk menumbuhkan minat baca, meningkatkan kemampuan literasi, serta mengasah kreativitas dan penalaran peserta didik, sehingga berdampak pada terwujudnya generasi berkarakter Profil Pelajar Pancasila. 

"Melalui diadakannya berbagai kegiatan yang menarik, diharapkan masyarakat akan terinspirasi untuk membaca lebih banyak buku, meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mereka, serta mengembangkan budaya literasi, serta mengembangkan kreativitas dan imajinasi," tuturnya.

Lebih lanjut dikatakan Anindito peluncuran “Sastra Masuk Kurikulum” sebagai penghargaan terhadap karya sastra Indonesia.

Tujuannya untuk memberi ruang yang lebih besar terhadap pemanfaatan karya sastra dalam implementasi Kurikulum Merdeka khususnya terkait dengan peningkatan minat baca, menumbuhkan empati, dan mengasah kreativitas serta nalar kritis murid. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 50 Persen Lulusan Sekolah Pribadi Depok Masuk PT Unggulan, Ini Rahasianya


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler