Buku Penjaskes Tidak akan Ditarik, BSNP: Tarik Dulu Majalah Porno!

Kamis, 06 Oktober 2016 – 19:07 WIB
Buku penjaskes. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA--Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)‎ menolak bila buku Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (Penjaskes) ditarik dari peredaran.

Pasalnya, buku tersebut pernah dibahas bersama antara penerbit, psikolog anak, pakar-pakar kesehatan dari Universitas Indonesia, dokter serta BSNP.

BACA JUGA: Heboh Isi Buku Kelas V SD, Begini Tanggapan Kemendikbud

"Sekitar 2007 pernah dibahas bersama tentang isi buku yang isinya dinilai tidak layak. Dari pembahasan tersebut diambil kesimpulan tidak ada pelanggaran," kata Bambang Suryadi dari BSNP kepada JPNN, Kamis (6/10).

Dia menyebutkan, para psikolog dan ahli berpendapat, dalam buku pendidikan kesehatan memang ada yang khusus membahas kesehatan reproduksi.

BACA JUGA: Ini Sekolah Bukan? Murid Tak Bisa Baca Kok Disuruh Pindah

Tujuannya, melindungi anak-anak dari kejahatan seksual karena ketidaktahuannya.

Kalau ada pertanyaan sekira menjurus pada istilah yang dinilai kurang layak,‎ menurut dosen di UIN, karena tidak ada kata yang bisa menyamarkannya.

BACA JUGA: Venna Melinda: Buku Itu Terlalu Vulgar...

Misalnya nama kelamin laki-laki atau perempuan.

"Kan lucu kalau nama alamat kelamin laki-laki atau perempuan diganti istilahnya dengan yang lain. Nantinya anak akan meraba-raba dan membayangkan dengan pikirannya sendiri. Nah ini justru yang bahaya," terang Bambang.

Untuk kasus di Pasaman, Sumatera Barat, menurut dia, harus disesuaikan dengan muatan lokal.

Bila pendidikan seks sejak dini masih tabu di daerah, guru harus mampu menjabarkan makna dari buku tersebut sehingga lebih elok.

Bambang menyatakan, bila masyarakat mendesak bukunya ditarik, BSNP tidak bisa melakukannya.

Karena di masyarakat banyak beredar buku-buku dan majalah porno yang dijual bebas.

"Kalau mau tarik buku Penjaskes, tarik dulu buku dan majalah porno itu. Mereka itu yang merusak mental anak bangsa," tegasnya. (esy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Para Guru Khawatir Kehilangan Rp 500 Ribu Per Bulan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler