Buku Putih Tiongkok Ungkap Kemunculan Wabah Virus Corona dan Latar Belakang Lockdown Wuhan

Senin, 08 Juni 2020 – 12:42 WIB
Presiden Tiongkok Xi Jinping. Foto: Reuters

jpnn.com, BEIJING - Tiongkok mengungkapkan latar belakang penutupan Kota Wuhan pada 23 Januari 2020 melalui buku putih yang diterbitkan di Beijing, Minggu (7/6). Buku tersebut diberi judul Fighting COVID-19: Tiongkok in Action.

Isi buku itu menyebutkan bahwa pada 22 Januari, Presiden Xi Jinping yang juga Sekretaris Jenderal Partai Komunis Tiongkok (CPC) sekaligus Ketua Komisi Militer Pusat (CMC) memerintahkan tindakan paksaan untuk membatasi pergerakan masyarakat dan akses keluar-masuk Hubei dan Wuhan.

BACA JUGA: Konon Dunia Bakal Makin Ketergantungan kepada Tiongkok Pascapandemi Corona

Pada 23 Januari, pukul 02.00 waktu setempat (01.00 WIB), Pusat Komando Pengendalian dan Pencegahan Virus Novel Corona Kota Wuhan menerbitkan surat edaran nomor 1 tentang maklumat penutupan sementara kota itu dari dan ke luar, baik dari bandar udara maupun stasiun kereta api, mulai pukul 10.00 waktu setempat pada hari yang sama.

Kementerian Perhubungan Tiongkok juga mengambil tindakan darurat berupa penangguhan arus lalu lintas dari Wuhan ke negara lain, baik melalui jalur darat maupun jalur perairan.

BACA JUGA: Kabar Baik dari Tiongkok soal Virus Corona, Hal Ini Belum Pernah Terjadi Sebelumnya

"Hal ini menandai dimulainya perang total untuk melindungi Wuhan dan Hubei dari epidemi," tulis pihak Kantor Informasi Dewan Negara dalam buku tersebut.

Di buku putih itu juga terungkap bahwa pimpinan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular Tiongkok (CCDC) telah menginformasikan kepada lembaga yang sama milik pemerintah Amerika Serikat pada 4 Januari.

BACA JUGA: Corona Tak Berdaya, Ekonomi Tiongkok Diprediksi Kembali Berjaya

"Pada 4 Januari, Kepala CCDC telah melakukan percakapan telepon dengan Direktur CDC AS untuk memberikan brifing tentang pneumonia baru. Kedua belah pihak sepakat untuk terus membagikan informasi dan bekerja sama dalam hal-hal teknis," demikian isi buku itu.

Komunikasi antarkedua belah pihak itu terjadi sehari setelah otoritas kesehatan di Wuhan menginformasikan mewabahnya pneumonia atau radang paru-paru berat tanpa diketahui penyebabnya dengan jumlah kasus pada saat itu mencapai angka 44.

Sehari sebelumnya, Tiongkok mulai memperbarui data perkembangan kasus penyakit menular itu kepada Badan Kesehatan Dunia (WHO), beberapa negara terkait, dan organisasi regional, termasuk juga Hong Kong, Makau, dan Taiwan.

Selama wabah berlangsung, Tiongkok telah melibatkan 4 juta pekerja komunitas di 650 ribu kawasan permukiman untuk menghadapi virus tersebut sebagaimana tercantum dalam buku putih.

Mereka bertugas secara teliti dengan mengukur suhu badan, melacak pasien terinfeksi, menyebarkan informasi mengenai pandemi, dan menjaga kebersihan lingkungan.

Dalam buku putih juga diceritakan banyak orang yang menjadi relawan di garda terdepan, pelindung masyarakat, penyaring kasus infeksi, petugas kebersihan, menyediakan disinfektan, obat-obatan, dan makanan yang sangat diperlukan pada saat itu.

Hingga 31 Mei, tercatat 8,81 juta relawan di seluruh pelosok Tiongkok berpartisipasi di lebih dari 460 ribu proyek kemanusiaan yang bekerja secara sukarela selama 290 juta jam. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler