Bulan Bung Karno Harus Dijadikan Momentum untuk Terus Menggalang Persatuan

Senin, 14 Juni 2021 – 11:32 WIB
Politikus senior PDI Perjuangan Sabam Sirait.

jpnn.com, JAKARTA - Persatuan merupakan hal pokok dalam pemikiran dan tindakan Soekarno. Bahkan kata-kata Persatuan atau ajakan untuk bersatu merupakan kata dan ajakan yang paling banyak dinyatakan Bung Karno.

Demikian disampaikan politisi senior Sabam Sirait saat ditanya terkait dengan Bulan Bung Karno.

BACA JUGA: Merayakan Bulan Bung Karno, Pramono dan Hasto Bersepeda Menikmati Keindahan Yogyakarta

Diketahui Bulan Juni dikenal sebagai Bulan Bung Karno sebab pada tanggal 1 Juni 1945 Bung Karno pidato Pancasila yang kemudian menjadi dasar negara Indonesia. Bung Karno sendiri lahir pada 6 Juni 1901, dan meninggal dunia pada 21 Juni 1970.

"Makanya Bulan Bung Karno di bulan Juni ini harus dijadikan momentum untuk terus menggalang persatuan. Jadi bulan persatuan. Terutama lagi di tengah pandemi Covid-19 yang masih terus dihadapi. Harus terus bersatu dan bergotong-royong," kata Sabam yang juga anggota MPR RI paling senior ini.

BACA JUGA: Dian Tato sudah Ditangkap, Buronan Itu Ditembak di Kedua Kakinya, Lihat

Sabam, yang kini menjadi senator dari DKI Jakarta, mengenal dan mengagumi Bung Karno saat masih anak-anak. Ketika itu terjadi agresi Kolonial Belanda, sehingga Sabam kecil, bersama warga Pematang Siantar mengungsi ke Porsea di Tapanuli Utara.

Dalam pengungsian tiga hari tiga malam itu, anak-anak muda, termasuk anak-anak memakai lambang "merah putih" dengan gambar Soekarno atau Hatta.

BACA JUGA: Rama Akhirnya Ditangkap di Balikpapan, Perbuatannya Sungguh Mengerikan

"Saya merasa bangga memiliki "Merah Putih" dengan gambar Bung Karno," kata Sabam, yang kemudian menjadi pendiri Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada tahun 1973, sebelum berubah menjadi PDI Perjuangan pada tahun 1998.

Sabam pun bercerita bahwa pada tahun 1960-an, ia sempat berpidato di depan Bung Karno.

Saat itu Indonesia sedang melakukan konfrontasi dengan Malaysia, dan angkatan 45 mengadakan rapat umum di Istora Senayan dengan peserta tak kurang dari 10 ribu orang. Sejumlah perwakilan berpidato.

"Saat itu Bung Karno menyebut saya Bambang Sirait, he he. Tetapi tak apa-apa yang penting Bung Karno memuji pidato saya," demikian Sabam.(dkk/jpnn)


Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler