Buleleng Akan Tambah 10 Desa Wisata Baru dan Homestay

Senin, 08 Mei 2017 – 13:20 WIB
Ada Fantasi Kapal Titanic di Buleleng. Foto: Radar Bali/JPG

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah daerah Kabupaten Buleleng, Bali makin giat mengembangkan sektor pariwisatanya.

Tak tanggung-tanggung, dalam waktu dekat kawasan yang memiliki panorama alam eksotis ini memiliki 10 desa wisata yang dilengkapi homestay.

BACA JUGA: Joglosemar Bersolek, Perajin di Borobudur Dapat Kemudahan Akses

Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, I Nyoman Sutrisna mengatakan, Buleleng memang punya potensi pada sektor desa wisata karena terdiri atas laut dan perbukitan atau lebih dikenal dengan "nyegara gunung".

Dengan adanya 10 desa wisata baru itu, pihaknya optimistis akan bisa menarik wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara (wisnus) lebih banyak lagi.

BACA JUGA: Lima Negara Hebohkan Semarang Night Carnival 2017

"10 desa wisata baru ini tidak kalah dengan puluhan desa yang sebelumnya sudah diresmikan sebagai desa wisata. Salah satu Desa Sudaji yang memiliki potensi luar biasa pada sektor budaya dan alamnya. Kami juga sempat berunding dengan masyarakat sekitar," ungkap Sutrisna di Singaraja.

Menurut dia, keberadaan desa wisata di kabupaten ujung utara Pulau Dewata tersebut diyakini memperkuat promosi wisata Buleleng.

BACA JUGA: Giring Maskapai Asing Menerbangi 10 Bali Baru, Kemenhub Keluarkan Kebijakan Khusus

Sutrisna mengatakan, pariwisata Bali Utara yang mengusung tema "Buleleng is different" ini akan lebih kuat dengan adanya 10 desa wisata baru.

Apalagi, di masing-masing desa wisata juga ada pembangunan homestay baru sebagai alternatif menginap para wisatawan yang ingin merasakan kehidupan pedesaan

"Kami memiliki pantai yang tenang dan masih sepi, alam yang luar biasa eloknya dan daerah kami aman dari kemacetan, berbeda dengan kondisi Bali Selatan. Wisatawan juga bisa tinggal di homestay untuk berbaur dengan masyarakat setempat," ungkap Sutrisna.

Untuk mempromosikan desa wisata, dalam waktu dekat Dispar Buleleng akan bekerja sama dengan pihak swasta akan menggelar 'Buleleng Expo'.

Dalam expo ini sasarannya akan lebih banyak ke wisman daripada turis lokal.

"Expo nanti, bukan dana dari APBD itu swasta yang dikoordinasikan dengan kami. Ini bagian promosi wisata kami, yang nantinya akan disinergikan dengan pelaksanaan PKB. Targetnya lebih mengejar wisatawan mancanegara," tutup Sutrisna.

Apa yang dilakukan Bupati Sutrisna ini sudah sesuai dengan apa yang diinginkan Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Sebelumnya Menpar menitipkan tiga program prioritas untuk disampaikan ke media di Bali.

"Top 3 program Kemenpar 2017 yakni digital tourism, homestay desa wisata, dan aksesibilitas udara. Khusus untuk konektivitas udara sudah dikupas tuntas di Rakornas Kemenpar 30-31 Maret 2017 lalu di Borobudur Hotel, Jakarta," kata Menpar.

Sedangkan go digital tourism, lanjut Arief, sudah dijalankan di Rakornas sebelumnya di akhir 2016 lalu.

Nah, homestay di desa wisata akan dibereskan di triwulan II pada 2017, pada Juni 2017 nanti.

“Semua dalam bungkus Indonesia Incorporated. Ingat, kondisi pasar sudah berubah. Hampir 63% transaksi jasa travel dilakukan secara online sehingga bila travel biro tidak segera menyesuaikan diri ke digital atau tetap konvensional maka nasibnya akan seperti Wartel (Warung Telekomunikasi),” katanya.

Perubahan pasar ini dipengaruhi gaya hidup wisatawan yang juga berubah. Wisatawan dalam melalukan perjalanan (travelling) tak lepas dari digital.

Mulai dari mencari dan melihat-lihat informasi (look), kemudian memesan paket wisata yang diminati (book) hingga membayar secara online (pay).

Sekitar 70 persen wisman melakukan search and share menggunakan media digital.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... GenPI Jateng Bikin Semarang Bergerak Bersama Trending Topic


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kemenpar  

Terpopuler