jpnn.com, BULELENG - Buleleng Festival (Bulfest) kembali digelar. Dalam gelaran ketujuh tahun ini, Bulfest menyelenggarakan Workshop Gong Kebyar.
Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Buleleng Gede Komang mengatakan, parade dan workshop ini merupakan harapan dari seniman yang berasal dari Kabupaten Buleleng. Dengan workshop ini, Pemkab Buleleng ingin kembali mengangkat gong kebyar dangin enjung dan dauh enjung, atas saran Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar yang ingin membangkitkan pengetahuan masyarakat tentang gong kebyar khas Buleleng.
BACA JUGA: Terpapar Kabut Asap, Sesak Napas, 2 Kambing Mati sebelum Disembelih
BACA JUGA: Parade Budaya Meriahkan HUT ke-415 Kota Singaraja
“Khususnya yang menggunakan gong pacek,” ujar Gede Komang di sela-sela pembukaan Buleleng Festival (Bulfest) VII tahun 2019 di Areal Tugu Singa Ambara Raja, Selasa (6/8).
BACA JUGA: Harga Cabai di Tangerang Juga Tak Terkendali
Bupati Buleleng Agus Suradnyana pun menambahkan, gelaran Bulfest kali ini beriringan dengan momentum pembangunan shortcut Singaraja-Denpasar. Dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM) dan budaya bisa dielaborasikan dengan kesenian serta kuliner. “Banyak sekali yang bisa kami tampilkan untuk mempromosikan pariwisata di Buleleng,” kata dia.
BACA JUGA: Gelar BEC Lagi agar Endek Buleleng Mendunia
BACA JUGA: Calon Ibu Kota Negara Dilanda Kabut Asap, Jam Belajar Dikurangi
Menurutnya, hal yang paling penting adalah Bulfest ini memberikan rasa kebersamaan bagi warga Buleleng. Selama ini, Buleleng terkenal dengan image keras dan sering ribut. Namun, beberapa tahun belakangan ini Buleleng aman dan tentram.
“Buleleng terus berbenah dalam bidang adat istiadat, kultur dan budaya. Salah satunya dengan Buleleng Festival ini. Kita siap menghadapi persaingan pariwisata dengan atraksi yang ada,” pungkasnya. (mg7/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kronologis Mobil Guru Danau Kecelakaan, Ulama Karismatik Itu Terluka
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh