jpnn.com, JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) menargetkan beras impor akan disalurkan ke pasar dalam waktu dekat.
Adapun dia menjelaskan penyebab beras impor belum disalurkan karena masih masuk ke dalam tahap pengecekan.
BACA JUGA: Produksi Beras Dalam Negeri Diprediksi Berkurang 5 Persen, Ini Penyebabnya
Menurutnya, proses pengecekan tidak gampang dan singkat sehingga smpai saat ini beras impor masih di gudang Bulog.
"Minggu ini saya targetkan 100 ribu ton. Saya berharap paling mahal beras ini sampai konsumen sesuai harga eceran tertinggi (HET)," ujar Buwas pada konferensi pers, Jumat (20/1).
BACA JUGA: Zulhas Minta Batas Impor Beras Sampai Januari, Bulog Merespons Begini
Saat ini stok beras di gudang Bulog sebanyak ada 600 - 700 ribu ton termasuk beras impor yang baru masuk pada dua bulan terakhir ini.
Selain itu, mendekati panen raya, Bulog menargetkan akan menyerap beras atau gabah petani sebanyak satu juta ton.
BACA JUGA: Harga Beras Bergejolak di 79 Daerah, Presiden Jokowi Sentil Bulog
"Berarti 600-700 ribu ton kalau dengan tadi impor. Itu untuk kepentingan sampai puasa sangat cukup karena Maret diprediksi minimal 1 juta atau 2 juta," ungkapnya.
Perum Bulog memastikan fungsi stabilisasi harga pangan, khususnya beras terus berjalan melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau dikenal Operasi Pasar beras di seluruh wilayah Indonesia.
Sesuai arahan Presiden Jokowi, pihaknya telah mengeluarkan instruksi ke seluruh jajaran Bulog untuk memastikan operasi pasar yang sudah berjalan lancar di 2022 makin digencarkan lagi guna meredam gejolak harga di pasar.
"Kami mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir karena Bulog menjamin kebutuhan beras tersedia di masyarakat dengan harga terjangkau walau di pasaran ada kenaikan harga," tegas Buwas.
Sebelumnya, kebijakan mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton melalui Perum Bulog bertujuan menahan laju kenaikan harga beras.
Kedatangan beras impor menjadikan stok cadangan beras pemerintah di Bulog kini menjadi 683 ribu ton. Tambahan beras impor itu untuk memperkuat cadangan beras nasional sampai datangnya musim panen raya pada Maret 2023.(mcr28/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Wenti Ayu Apsari