Bumbu Dapur Berbahaya Masuk Wilayahnya, Ini Reaksi BPOM Lampung

Sabtu, 12 Maret 2016 – 14:14 WIB

jpnn.com - BANDARLAMPUNG – Maraknya peredaran bumbu dapur bercampur bahan kimia membuat berbagai kalangan kaget. Banyak masyarakat mengaku tak menyadarinya. Termasuk pula Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Bandarlampung 

Hal ini diakui Kepala Bidang Sertifikasi dan Pelayanan Informasi Konsumen Hartadi saat ditemui di kantor Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Bandarlampung kemarin (11/3). ’’Terakhir kami melakukan melakukan pengawasan pangan pada bahan bumbu dapur seperti merica tahun 2015. Hasilnya ada dua sampel uji laboratorium. 

BACA JUGA: Limbah Sudah 3 Pekan, Pelaku Belum Terungkap

“Yang pertama memenuhi syarat dan satunya tidak memenuhi syarat mikrobiologi angka kapang khamir yang melebihi ambang batas. Tetapi hal tersebut bukan berupa senyawa roket,” ujarnya. 

Dia mengaku, untuk kandungan senyawa roket pihaknya belum mendapat informasi. Namun yang pasti, adanya informasi terkait Lampung salah satu daerah tempat beredarnya bumbu dapur berbahaya tersebut akan segera ditindaklanjuti dengan pengambilan sampel di lapangan.

BACA JUGA: KASIHAN! Warga Hanya Melihat Lewat Genangan Air

Untuk itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk lebih waspada. Dirinya menyarankan masyarakat lebih berhati-hati saat membeli bumbu dapur. Guna memastikan, pembeli dapat melihat ijin edar dari BBPOM yang didalamnya sudah menjamin bahan baku produk, tanggal kedaluarsa hingga kelayakan kemasan produk. Selanjutnya, jika membeli produk yang tidak berlabel sebagai konsumen bisa melihat dari warna, aroma dan rasa. 

”Setelah uji laboratorium terkait senyawa roket secepatnya akan diberikan rilis terkait pembedaan secara fisik bagaimana bumbu dapur yang terkena bahan kimia berbahaya atau tidak,” tegasnya.

BACA JUGA: Sulit Dapat Gas 3 Kg, Warga: Apa Kata Dunia

Pantauan Radar Lampung (Jawa Pos Group), dari dua pasar tradisional di Kota Bandarlampung yakni pasar Smep dan Tamin banyak pedagang yang mengaku belum tahu adanya bumbu dapur yang telah terkontaminasu bahan kimia berbahaya. 

”Biasanya kalau bentuknya bagus kayak lada dan ketumbar saya kira ya memang bibitnya bagus, nggak pernah kepikiran kalau dicampur-campur,” ujar Suryani, seorang  pedagang pasar Smep.(ynk/c1/fik/ray)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Curhat Ketua DPRD Yang 11 Kali Nikah, Sehari 3 Kali Bercinta


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler