"Masih akan terus ada yang dibeli. Tapi belum bisa saya ungkapkan sekarang,"ujar Dahlan disela-sela 1st SPS " Indonesia Public Relations Summit 2012 di Hotel Inna Garuda, Jumat (14/12).
Dahlan menjamin tidak melepaskan perusahaan seperti yang terjadi di era sebelumnya. Ia bahkan menegaskan pelarangan menjual BUMN. "Kalau dulu jual jual jual. Sekarang harus beli beli beli,"tegasnya.
Direktur Utama PT Semen Gresik Dwi Soetjipto menyatakan pada 14 November lalu pihaknya sudah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat dengan perusahaan semen asal Vietnam, Than Long" Cement Company. Jika syarat tersebut terpenuhi maka pada 18 Desember mendatang akan ada penandatanganan keduanya untuk pengambilalihan perusahaan itu.
"Nilai investasinya belum bisa kami sampaikan. Persentase saham yang akan dibeli PT Semen Gresik mayoritas, tapi detailnya belum bisa disampaikan. Karena sampai ada perjanjian untuk tidak mengekspos. Kalau ada apa-apa dan perjanjian ini batal, maka yang dirugikan adalah pemilik perusahaan itu,"ujar Dwi dalam kesempatan yang sama.
Kapasitas produksi dari perusahaan semen itu lebih dari 2,3 juta ton, tapi pihaknya berencana akan meningkatkannya. Menurut Dwi ini akan menambah kapasitas produksi PT Semen Gresik yang saat ini mencapai 26 juta ton. "Jadi diawal tahun 2013 akan menjadi 28 juta ton lebih,"tandasnya.
Di sisi lain, Dahlan pun juga mengajak perusahaan BUMN untuk melakukan inovasi. Misalnya PT Kimia Farma kini tengah menciptakan obat liver yang selama ini selalu diimpor dari luar negeri.
Dia meminta para pimpinan BUMN tidak takut untuk membuat inovasi dan gebrakan. Asalkan memegang teguh prinsip, anti menerima uang sogokan dan komisi. Kata dia, banyak kejadian BUMN tidak melakukan kerja-kerja perusahaan karena takut salah bertindak dan berurusan dengan KPK. Menurut pencermatan Dahlan selama menjadi menteri, kasus yang dipersoalkan oleh KPK adalah yang terkait dengan uang, bukan kebijakan. "Selama tidak ada uang yang mengalir jangan takut. Kalau takut, nanti tidak jalan,"pungkasnya. (hed)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Koperasi yang Terakreditasi Masih Minim
Redaktur : Tim Redaksi