Bung Karno Kenapa dulu Disebut Lahir di Blitar ya?

Senin, 07 Juni 2021 – 22:51 WIB
Pegiat Sejarah Kuncarsono saat menjadi narasumber di acara diskusi memperingati Hari Lahir Bung Karno 6 Juni yang digelar PDIP Surabaya di Balai RW 06 Tenggilis Surabaya, Senin (7-6-2021). ANTARA/HO-PDIP Surabaya

jpnn.com, SURABAYA - Bung Karno lama disebut lahir di Blitar, Jawa Timur.

Padahal, proklamator kemerdekaan Indonesia itu lahir di Kota Surabaya.

BACA JUGA: Megawati Ungkap Pesan Bung Karno agar TNI Jangan Lupakan Strategi Perang Gerilya

Ketua DPC PDIP Kota Surabaya Adi Sutarwijono memprediksi masih banyak orang yang belum tahu akan informasi tersebut.

"Dari zaman dahulu saya sekolah dasar selalu diajarkan Bung Karno lahir di Kota Blitar," ujar Adi pada diskusi memperingati Hari Lahir Bung Karno 6 Juni, di Surabaya, Senin (7/6).

BACA JUGA: Soal Patung Bung Karno dan Makna di Balik Pose Pahlawan Berkuda

"Jadi, tidak salah saya meyakini itu. Namun hal itu terbantahkan, Bung Karno lahir di Surabaya," ucapnya menambahkan.

Adi merasa momentum hari lahir Bung Karno penting dimanfaatkan untuk semakin memasifkan berbagai ide, pemikiran, perjuangan, termasuk kisah proklamator bangsa tersebut di Surabaya.

BACA JUGA: Resmikan Patung Bung Karno, Prabowo: Ini Bukan Bagian Kultus

Ia menuturkan, Bung Karno lahir di Kota Surabaya pada 6 Juni 1901.

Bahkan, Bung Karno pada masa remaja juga hidup di Surabaya yang saat itu digodok pemikirannya di indekos H.O.S. Tjokroaminoto.

Bung Karno dalam masa pergolakan merebut kemerdekaan, juga datang ke Surabaya untuk membakar semangat arek-arek Suroboyo.

"Itulah mengapa Bung Karno menyebut Surabaya sebagai dapur nasionalisme."

"Bertepatan dengan Juni yang juga diperingati sebagai Bulan Bung Karno, kami terus membumikan pemikiran dan kiprah Bung Karno ke kampung-kampung, lewat diskusi, bakti sosial, tur sejarah, dan sebagainya," katanya.

Sementara itu, anggota Komisi III DPR Bambang DH. mengapresiasi langkah Ketua DPC PDI Perjuangan Adi Sutarwijono.

Ia menilai kegiatan ini merupakan ide cemerlang untuk meluruskan suatu sejarah yang salah.

"Saya dahulu pernah jadi ketua DPC (PDI Perjuangan Surabaya) tetapi belum terpikir acara seperti ini. Saya apresiasi membumikan dengan segala ajaran Bung Karno dengan segala buah karya," katanya.

Apalagi, lanjut dia, desain acara tidak berada di tempat yang mewah, tetapi rangkaian Juni Bulan Bung Karno ditempatkan di kampung-kampung.

"Yang mahal ide dan gagasan mudah-mudahan bulan Bung Karno diisi dengan kegiatan yang bermanfaat," katanya.

Sementara itu, pegiat sejarah Kuncarsono menegaskan, Bung Karno mulai umur 0—6 bulan tinggal di Peneleh Surabaya.

Ayah Bung Karno kemudian dipindahtugaskan ke Ploso, Jombang, lalu kembali lagi ke Surabaya pada saat remaja.

Menurut Kuncarsono, kehidupan Soekarno kecil serba terbatas.

Akan tetapi, karena memiliki tekad yang kuat, bisa menjadi orang besar, presiden pertama Republik Indonesia.

"Buat anak muda jangan putus asa jika sekarang dalam keadaan yang serba terbatas, seperti Bung Karno yang lahir di kampung menjadi pemimpin besar," pungkas Kuncarsono.(Antara/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler