Bung Karno Sangat Cinta NU, Hubulwatan Minal Iman Sejalan dengan Nasionalisme PDIP

Sabtu, 30 Januari 2021 – 13:46 WIB
Politikus PDIP N Falah Amru. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Nahdlatul Ulama (NU) bakal berulang tahun yang ke-95, Minggu (31/1). Organisasi yang didirikan di pada 1926 di Surabaya, Jawa Timur itu dinilai telah berkontribusi besar dalam perjalanan Bangsa Indonesia.

Menurut Sekretaris Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Nasyirul Falah Amru, besarnya jasa NU membuat Bung Karno sangat mencintai organisasi nahdiyin tersebut.

BACA JUGA: Eks FPI Silakan Bergabung di NU dan Muhammadiyah agar Terhindar dari Aksi Radikal

Gus Falah -panggilan akrabnya- mengatakan, Bung Karno sering meminta nasihat para ulama pendiri NU seperti KH Hasyim Asy'ari dan KH Abdul Wahab Hasbullah.

"Seperti ketika Bung Karno merumuskan Pancasila, beliau selalu meminta dawuh dari Hadratusyekh (Kh Hasyim As'yari, red), dan putranya yang juga ayah Gus Dur, yakni KH Abdul Wahid Hasjim," ujar Gus Falah melalui layanan pesan, Sabtu (30/1) jelang harlah NU.

BACA JUGA: Pemerintah Bubarkan FPI, Bamusi Merasa Happy

Bendahara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu melanjutkan, Bung Karno pernah mengundang para tokoh agama menghadiri suatu pertemuan.

Saat itu Bung Karno meminta saran dari KH Wahab Hasbullah tentang nama yang cocok untuk pertemuan tersebut.

"Dan KH Wahab Hasbullah pun menyarankan kepada Bung Karno untuk menamakan pertemuan tersebut halalbihalal," ujar Gus Falah.

Selain itu, Bung Karno juga berkonsultasi dengan pendiri NU jelang Proklamasi Kemerdekaan RI. Kala itu, Bung Karno sowan kepada KH Hasyim Asy'ari.

BACA JUGA: Pesan dan Pujian Panglima TNI Buat Nahdlatul Ulama

"Hadratusysyaikh pun mengusulkan kepada Bung Karno agar memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada Jumat yang merupakan penghulunya hari, serta di Ramadan yang merupakan penghulunya bulan," ujar Gus Falah.

Politikus asal Ponorogo, Jawa Timur itu menambahkan, Bung Karno mengungkapkan rasa cintanya kepada NU secara eksplisit. Salah satu buktinya ialah ketika Presiden Pertama RI itu menghadiri Muktamar Ke-23 NU pada 28 Desember 1962.

“Saya sangat cinta sekali kepada NU. Saya sangat gelisah jika ada orang yang mengatakan bahwa dia tidak cinta kepada NU. Meski harus merayap, saya akan tetap datang ke muktamar ini, agar orang tidak meragukan kecintaan saya kepada NU!” kata Gus Falah mengutip pernyataan Bung Karno.

Sejarah juga mencatat, NU mengangkat Bung Karno sebagai Waliyy Al-Amr Al-Daruri Bi Al-Syaukah atau pemimpin nasional dalam keadaan darurat dengan kewenangan mutlak pada 1954.

Gus Falah yang kini menjadi legislator PDI Perjuangan di DPR menegaskan, kedekatan Bung Karno dengan NU membuktikan organisasi keagamaan terbesar di Indonesia itu sangat dekat dengan kalangan nasionalis.

Kedekatan NU dengan nasionalis pun berlanjut hingga kini. Falah menambahkan, PDIP sebagai penerus ajaran Bung Karno terus membangun kedekatan dengan NU.

"Semangat yang dikobarkan NU, yakni hubulwatan minal iman yang bermakna bahwa mencintai Tanah Air adalah sebagian dari iman sangat sesuai dengan spirit nasionalisme yang digelorakan PDI Perjuangan," ujar Gus Falah.(tan/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler