jpnn.com, BANYUMAS - Bupati Banyumas, Jawa Tengah, Achmad Husein menyatakan, lebih baik program pembagian beras sejahtera (rastra) dihapuskan, daripada jumlah penyalurannya dikurangi. Karena hal tersebut justru akan menimbulkan kondisi yang tidak baik di tengah masyarakat.
"Saya kira, kalau dikurangi, lebih baik dihilangkan saja. Itu akan lebih mudah. Wong sekarang saja (banyak,red) yang rewel," ujar Achmad pada sejumlah anggota Komisi IV DPR yang melakukan kunjungan kerja ke Gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Sokaraja Kulon, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (2/5).
BACA JUGA: Bulog Pastikan Stok Tersebar Merata
Dalam kesempatan tersebut, Achmad juga menilai rencana penyaluran pangan bagi warga kurang mampu lewat Program Kartu Pangan Non Tunai, kurang efektif.
Pasalnya, program itu sangat membutuhkan jaringan internet. Sementara banyak daerah di Indonesia, terutama di pedesaan, jaringan internet belum terbangun dengan baik.
BACA JUGA: Bulog Tampung Masukan Bupati Banyumas Sebagai Bahan Evaluasi
"Setelah kami pelajari, kartu ini problemnya di teknologi. Sepanjang belum siap dan belum lancar, jangan dipaksakan. Nanti akan menambah problem. Kartu non tunai hanya dapat diberikan ke daerah yang IT-nya sudah bagus. Kalau di desa internetnya enggak ada, kan susah," ucap Achmad.
Sebelumnya Wakil Ketua Komisi IV DPR Herman Khaeron mengatakan, pemerintah selama ini menyalurkan bantuan subsidi pangan beras sejahtera kepada 15,7 juta rumah tangga sasaran penerima manfaat.
BACA JUGA: Mentan Dorong Bulog Beli 5,2 Juta Ton Gabah Petanigir
Dengan rincian, 1,4 juta penerima manfaat bantuan sosial non tunai dan 14,3 juta penerima rastra reguler.
"Ada kemungkinan rastra hanya bagi sepuluh juta rumah tangga, bertahap (dikurangi,red) ke empat juta rumah tangga," pungkas Herman yang memimpin kunjungan kerja Komisi IV kali ini.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bulog Harus Bisa Menjadi Penjaga Kemandirian Pangan
Redaktur & Reporter : Ken Girsang