jpnn.com, BOGOR - Bupati Bogor Ade Yasin menolak gagasan melakukan rapid test untuk mendeteksi penyebaran virus Corona (COVID-19) di Stadion Pakansari Cibinong, Kabupaten Bogor.
Lantas apa alasan Ade Yasin?
BACA JUGA: 2 Warga Kabupaten Bogor Positif Corona, 1 Dokter, 1 Paramedis
"Pelaksanaan kemungkinan kalau ODR (orang dengan risiko), ODP (orang dengan pemantauan) kami bisa door to door," ujarnya usai rapat pembahasan COVID-19 di Aula Tegar Beriman Cibinong, Senin (23/3).
Menurut dia, rapid test secara door to door hanya akan dilakukan untuk yang berstatus ODR dan ODP. Sedangkan pasien dengan pengawasan (PDP) akan dilakukan rapid test di rumah sakit, tempat masing-masing pasien dirawat.
BACA JUGA: Kabar dari Bogor: 3 Warga Positif Corona, 1 Meninggal Dunia
"Karena PDP itu semuanya ada di rumah sakit, ada di beberapa RS. RSUD Cibinong, RSPG Cisarua, RSUD Ciawi, RSUD Leuwiliang dan Cileungsi. Itu PDP, kami langsung di rumah sakit," katanya.
Ia mengatakan, rapid test COVID-19 paling cepat akan dilaksanakan pada Selasa (24/3) dan paling lambat Rabu (25/3) sembari menunggu alat yang didistribusikan melalui Pemprov Jawa Barat tiba di Kabupaten Bogor.
"Bogor kebagian 1.000 alat rapid test atau alat untuk mendeteksi apakah seseorang positif Corona atau tidak. Kami prioritaskan dulu yang benar-benar urgent, yang pertama adalah ODR. ODR itu adalah orang dengan risiko, seperti dokter dan perawat yang merawat pasien," katanya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berencana melakukan rapid test COVID-19 dengan membaginya menjadi tiga lokasi. Yaitu Stadion Pakansari untuk warga Bogor dan Depok, Stadion Patriot untuk warga Bekasi dan Karawang serta Stadion Jalak Harupat untuk warga Jawa Barat yang tidak terlayani di dua stadion sebelumnya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti