Bupati Kena OTT, Warga dan Aktivis Batubara Bersuka Cita

Selasa, 19 September 2017 – 03:00 WIB
Tokoh pemekaran Kabupaten Batubara, Arsyad Nainggolan, memberikan dukungan terhadap KPK atas penangkapan OK Arya, yang selama ini disebutnya terkesan kebal hukum, dengan cara cukur rambut. Foto: Jafri Tanjung/Metro Asahan/jpg

jpnn.com, BATUBARA - Sebagian warga dan sejumlah aktivis bersuka cita saat mengetahui Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Bupati Batubara OK Arya Zulkarnain.

Beberapa aktivis menggelar panggung hiburan berupa organ tunggal (keyboard) dan aksi mencukur rambut hingga gundul sebagai wujud suka cita.

BACA JUGA: Bupati Batubara Kena OTT KPK, Warga Bersuka Cita

Tokoh pemekaran Kabupaten Batubara, Arsyad Nainggolan sangat memberikan dukungan terhadap KPK. Menurutnya, selama ini OK Arya dikenal kebal hukum.

Pasalnya, ada beberapa kasus dugaan korupsi yang melibatkan OK Arya, sama sekali tak pernah diusut. Diantaranya, kasus raibnya kas daerah senilai Rp8 miliar.

BACA JUGA: OTT KPK Sasar Bupati Batubara, Sosok Unik di Jagat Politik

"Kali ini, KPK membuktikan kalau penegakan hukum tak pandang bulu," kata Arsyad Nainggolan.

Sementara Irmawan Muklis, warga Kecamatan Limapuluh, juga mengapresiasi tindakan KPK yang berhasil melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Bupati Batubara dua periode itu.

Apresiasi itu juga dituangkan dalam gelaran panggung hiburan berupa organ tunggal (keyboard).
?
"Saya berharap kepada seluruh aparatur sipil negara (ASN) yang bertugas di sekretariat daerah maupun di seluruh perangkat kerja daerah, termasuk di beberapa kecamatan, dapat melaksanakan aktivitas rutinnya.

“Biarlah dibawanya Bupati OK Arya (oleh KPK, Red) itu urusan yang berwenang dan kita yang berada di sini dapat bekerja dengan baik," harap Harry Nugrroho, Wakil Bupati.

Sementara, pengamat pemerintahan dan politik USU, Agus Suriadi berharap, OTT KPK terhadap OK Arya Zulkarnain menjadi yang terakhir di Sumut.
?
"Sudah malu kali kita karena banyak pejabat Sumut yang masuk penjara melakukan tindakan korupsi," kata Agus.

Justru dari kasus OK Arya inilah, disebutnya menunjukkan mentalitas pejabat pemerintahan di Sumut sebenarnya. Artinya ketika ada kesempatan buat "mencuri" uang rakyat dari kekuasaan yang dia pegang, maka di situlah prilaku korup terjadi.

Dia menambahkan, tidak semudah membalik telapak tangan dalam hal merubah prilaku manusia. Namun paling tidak, melalui proses supervisi ditambah sanksi-sanksi hukum maupun sosial yang diberikan, mampu meminimalisir tindakan orang-orang yang tak terpuji tersebut.(mag-6/prn/adz)


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler