Bupati Puncak: Jangan Terprovokasi Isu Eksodus Mahasiswa Papua

Senin, 09 September 2019 – 23:57 WIB
Bupati Puncak Willem Wandik (kiri) bertemu Wali Kota Malang Sutiaji. Foto: Antara

jpnn.com, JAKARTA - Bupati Puncak Willem Wandik mengimbau masyarakat dan seluruh mahasiswa asal Kabupaten Puncak Provinsi Papua untuk tidak terprovokasi terhadap isu eksodus mahasiswa dari seluruh Jawa-Bali, Makassar dan Manado. Ia meminta mahasiswa tetap melanjutkan perkuliahan di tempat semula sebagaimana biasanya sampai dengan selesai.

Imbauan itu disampaikan Willem Wandik, Senin (9/9), menyusul telah kondusifnya situasi di Papua dan Papua Barat. Imbauan tersebut juga merespons kabar sebanyak 835 pelajar dan mahasiswa asal Papua yang belajar di luar Papua (daerah lain di Indonesia) eksodus 'pulang kampung' ke Papua karena termakan hasutan dan provokasi. Hal ini akibat adanya provokasi dan informasi yang tidak benar.

BACA JUGA: Permintaan Bupati Puncak kepada Presiden Jokowi

Lebih lanjut, Willem Wandak mengatakan tidak ada sistem pendidikan yang menjamin bahwa seluruh mahasiswa yang pulang ke Papua dapat ditampung dan langsung melanjutkan perkuliahan di Perguruan Tinggi di Papua.

Kemudian, dia mengatakan Pemerintah Kabupaten Puncak tidak menyediakan anggaran bagi mahasiswa yang pulang ke Papua maupun kembali ke tempat semula sehubungan dengan permasalahan dimaksud.

BACA JUGA: TPDI Minta Kapolri Bebaskan Mahasiswa Papua Dari Tahanan

“Terakhir, pemerintah menjamin keamanan dan kenyamanan mahasiswa Papua di tempat masing-masing dan apabila ada hal-hal yang mengintimidasi dalam proses perkuliahan selanjutnya maupun aktivitas lainnya agar melaporkan kepada pihak berwajib setempat,” ujar Willem.

Terpisah, Ketua Majelis Rakyat Papua (MRP) Timotius Murib mengatakan MRP mencabut maklumat tanggal 21 Agustus 2019 Nomor 05/MRP/2019 sekaligus diserukan agar mahasiswa Papua yang belum ke provinsi Papua untuk tetap melanjut studi di masing-masing kota studi.

BACA JUGA: Cerita Pak Wiranto soal Eksodus Ratusan Mahasiswa Papua

''Sedangkan mahasiswa Papua yang sudah terlanjur kembali ke Papua agar segera kembali ke kota studi sebagai duta kultural orang asli Papua yang dapat hidup harmonis dengan seluruh elemen bangsa ini,'' ujar Timotius dalam keterangan persnya di Jayapura, Senin (9/9/2019).

Sebelumnya, pada Senin tanggal 21 Agustus 2019, Majelis Rakyat Papua (MRP) mengeluarkan maklumat.

Dalam maklumat tersebut, MRP meminta mahasiswa dan mahasiswi tidak merasa nyaman, tidak ada perlindungan dari provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia untuk pulang, dan setelah pulang mereka melanjutkan pendidikan di Tanah Papua.

Keluarnya maklumat MRP 21 Agustus ini dimanfaatkan pihak tidak bertanggung jawab dengan menyebar informasi hoaks bahwa mahasiswa/mahasiswi Papua dan Papua Barat yang tetap belajar Pulau Jawa, Kalimantan dan Sulawesi ada menerima tekanan dan ancaman serta keselamatan tidak terjamin karena ada kemungkinan adanya balas dendam.

Untuk meluruskan kabar tersebut, MRP pada 9 September ini kembali mengeluarkan imbauan agar mahasiswa yang telah pulang ke Papua untuk melanjutkan studinya di daerah tempat belajarnya.

Majelis Rakyat Papua (MRP) telah mengeluarkan maklumat Nomor: 06/MRP/2019 yang berisi kepada seluruh mahasiswa Papua di semua kota studi pada wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk tetap melanjutkan studi.
Beredar kabar, sebanyak 835 pelajar dan mahasiswa asal Papua yang belajar di luar Papua (daerah lain di Indonesia) eksodus 'pulang kampung' ke Papua karena termakan hasutan dan provokasi. Hal ini akibat adanya provokasi dan informasi yang tidak benar.

835 Mahasiswa Eksodus

Menko Polhukam, Wiranto mengatakan sebanyak 835 pelajar dan mahasiswa asal Papua yang belajar di luar Papua (daerah lain di Indonesia) eksodus 'pulang kampung' ke Papua karena termakan hasutan dan provokasi.

"Ini akibat adanya provokasi dan informasi yang tidak benar,” kata Menko Polhukam, Wiranto saat jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (9/9/2019).

Keluarga mahasiswa yang berada di Papua mendapatkan informasi kalau tetap belajar Pulau Jawa, Kalimantan dan Sulawesi itu akan ada tekanan dan ancaman serta keselamatan tidak terjamin karena ada kemungkinan adanya balas dendam.

"Itu hoaks dan tidak benar. Mereka kemudian dibiayai orang tua masing-masing kembali ke Papua. Tapi, setelah mendapatkan informasi dari Panglima TNI dan kembali ke Jayapura ternyata tidak ada masalah apa-apa, mereka juga menyesal dan ingin belajar ke tempat belajarnya semula," kata Wiranto.

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto pun menjanjikan untuk menyiapkan dua pesawat angkut Hercules untuk mengangkut pelajar dan mahasiswa untuk kembali belajar ke daerah tempat belajarnya.

“Pemulangan kembali ke tempat studi sudah dirancang karena keinginan mereka sendiri untuk kembali dan MRP sudah mengeluarkan imbauan untuk kembali melanjutkan belajarnya. Hercules sudah siap di Papua tinggal tunggu saja," kata Wiranto.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler