jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mencermati adanya eksodus mahasiswa asal Papua dan Papua Barat dari berbagai kota ke kampung halaman mereka. Mantan Panglima TNI itu mengaharapkan para mahasiswa asal Bumi Cenderawasih itu kembali ke kota tempat mereka menimba ilmu.
"Jumlahnya yang dilaporkan sekitar 835 (mahasiswa), cukup banyak," kata Wiranto saat ditemui awak media di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (9/9).
BACA JUGA: Ratusan Mahasiswa Papua Tinggalkan Kuliah Karena Mengaku Diintimidasi
Wiranto menuturkan, eksodus mahasiswa itu terjadi setelah muncul persoalan di soal Papua. Menurutnya, para orang tua dari mahasiswa itu terprovokasi oleh informasi sesat bahwa akan terjadi aksi serangan terhadap mahasiswa Papua dan Papua Barat yang menempuh pendidikan di provinsi lain.
"Mereka kemudian dibiayai orang tua masing-masing kembali ke Papua," ungkap dia.
BACA JUGA: Mahasiswa Papua: Asrama Kami Dilempar Ular Dua Karung!
Wiranto menambahkan, pemerintah melalui Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto telah memberi penjelasan kepada orang tua mahasiswa di Papua dan Papua Barat. Marsekal Hadi, kata Wiranto, membujuk para orang tua mahasiswa Papua dan Papua barah bahwa tidak akan ada tindak kekerasan terhadap putra dan putri mereka yang menempuh pendidikan di daerah lain.
"Panglima bertemu dengan orang tua mereka ternyata setelah kembali Jayapura, enggak ada masalah. Mereka menyesal dan ingin kembali ke daerah mereka tempat belajar semula," lanjut Wiranto.
Karena itu pemerintah menyediakan dua pesawat jenis Hercules untuk menerbangkan mahasiswa Papua dan Papua Barat ke tempat mereka belajar di kota-kota lain. Sebab, para orang tua mahasiswa asal Papua maupun Papua Barat menginginkan putra dan putri mereka melanjutkan perkuliahan yang sempat terbengkalai gara-gara eksodus ke kampung halaman.
"Panglima menjanjikan dua Hercules, mengangkut adik-adik kembali ke studi, ini belajar untuk mencerdaskan. Eksodus sudah berhenti dan dirancang nanti adik-adik yang belajar di kota seluruh Indonesia akan kami anjurkan dari pejabat kepolisian punya anak asuh, mengawasi merawat hubungan telepon dengan mereka sehingga adik-adik itu merasa nyaman," ucap Wiranto.(mg10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan