Bupati Rembang: Penolak Pabrik Semen Hanya Sedikit

Senin, 03 April 2017 – 21:42 WIB
Semen hasil produksi PT Semen Gresik yang merupakan anak usaha PT Semen Indonesia. Foro: Jawa Pos Radar Gresik

jpnn.com, JAKARTA - Bupati Rembang Abdul Hafidz mengaku belum menerima hasil apa pun tentang Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) pada lahan tambang PT Semen Indonesia di wilayahnya.

Hafidz mengungkapkan hal itu usai menyambangi Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Senin (3/4). Sedianya, hari ini ada an rapat koordinasi mengenai KLHS yang dibuat oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

BACA JUGA: KLHS Lokasi Tambang Semen Rembang Sudah Tuntas

Namun, agenda itu batal karena Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tengah berduka. Karenanya, belum ada KLHS yang disampaikan dan dibahas.

“Cuma diminta supaya menjaga tidak ada konflik. Lha memang di sana tidak ada apa-apa kok," ujar Hafidz di kompleks Sekretariat Negara Jakarta.

BACA JUGA: Semen Indonesia Kuasai Pasar Domestik Hingga 41 Persen

KLHS dilakukan untuk memastikan keberadaan cadangan air tanah (CAT) di kawasan Watuputih, pegunungan Kendeng yang menjadi lokasi tambang PT SI atau Semen Rembang. Hafidz sendiri memilih menunggu perkembangan dari KSP terkait KHLS tersebut.

Saat ditanya soal manfaat keberadaan PT SI di Rembang, Hafidz menilai setiap usaha pasti ada plus minusnya. Yang terpenting, katanya, pembangunan harus menaati aturan dan kesepakatan. 

BACA JUGA: Semen Indonesia Sebar Dividen 40 Persen

Lantas apa manfaat pabrik semen bagi masyarakat Rembang? Hafidz menyebut pihak yang tak merasakan manfaatnya pasti menolak.

Sebaliknya, yang mendukung pasti merasakan manfaatnya.  "Ini hanya persoalan ego. Yang kontra hanya sedikit, yang bermain dari luar Rembang tho," tutur Hafidz. 

Ketika ditanya siapa saja yang bermain di kasus itu, Hafidz enggan membebernya. "Tapi umumnya bukan orang Rembang. Orang Rembang hanya beberapa gelintir saja," pungkasnya.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... ESDM: Tak Ada Sungai Bawah Tanah di CAT Watuputih


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler