jpnn.com, SURAKARTA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendoakan kesembuhan untuk Bupati Tegal Umi Azizah yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Saat ini Umi menjalani perawatan intensif di RSUD dr Soeselo, Slawi, Kabupaten Tegal.
BACA JUGA: Ganjar Pranowo: Saya Minta Semua Kepala Daerah Hati-hati
"Mudah-mudahan cepat sembuh bupatinya karena Bu Umi itu juga cukup aktif untuk melakukan penanganan-penanganan (Covid-19) di sana," kata Ganjar di sela kunjungan di Desa Nglinggi, Klaten, Selasa (1/6).
Sakit yang dialami oleh Bupati Tegal itu, lanjut Ganjar, diharapkan bisa menjadi pembelajaran bagi semua bahwa Covid-19 masih ada dan bisa menyerang siapa saja.
BACA JUGA: Pak Ganjar Terpesona Mendengar Suara See With Heart Band
"Mudah-mudahan semua belajar soal itu," lanjut Ganjar.
Dalam kesempatan itu, Ganjar juga menyampaikan bahwa peningkatan kasus yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir memang sudah diprediksi sebelumnya.
BACA JUGA: Pak Ganjar Gelar Lomba Pidato ala Bung Karno, Ikut Yuk
Berdasarkan data yang ada, peningkatan seringkali terjadi pasca-libur, termasuk libur lebaran lalu.
"Sudah diprediksi sebelumnya. Nampaknya hari ini panen. Sebenarnya kami sudah memperingatkan tetapi tidak apa-apa karena sudah terjadi maka kita tidak boleh lari dari kenyataan," katanya.
Tercatat ada sekitar delapan kabupaten/kota yang mengalami tren peningkatan cukup tinggi di Jawa Tengah. Daerah dengan peningkatan tertinggi adalah Kudus dengan bed occupancy rate (BOR) yang juga tinggi.
Terkait hal itu Pemprov Jateng sudah mengambil langkah dengan memberikan bantuan tenaga kesehatan, peralatan, dan tempat isolasi. Bantuan juga datang dari beberapa daerah lain seperti Kota Semarang.
"Kedua saya juga telepon Bupati Klaten dan ternyata sudah langsung membuat surat edaran. Artinya apa pun namanya kita mesti hati-hati. Kami juga sudah cek varian baru di Cilacap, perawat yang tertular ternyata tidak tertular varian baru itu," kata Ganjar.
Orang nomor satu di Jawa Tengah itu menyebut ada beberapa faktor penularan yang mengakibatkan lonjakan kasus. Di antaranya transmisi lokal kemudian kedisiplinan yang menurun.
Maka dari itu Ganjar mengingatkan kepada seluruh kepala daerah dan masyarakat untuk tidak terlena. Semua harus bekerja lagi dengan keras. Sosialisasi harus kembali ditingkatkan, kemudian operasi yustisi digalakkan dan pelarangan potensi kerumunan.
"Tempat pariwisata yang bebas juga kami batasi. Kalau tidak mau tutup. Keras saja sekarang," tegasnya.
Terkait adanya klaster hajatan yang sempat muncul di beberapa daerah, Ganjar mengaku tidak melarang orang untuk menggelar pernikahan. Namun, harus tetap diperhatikan protokol kesehatan dan sebisa mungkin tidak menggelar keramaian lebih dahulu.
"Boleh kok nikah, akad dulu umpama, ramai-ramainya nanti," katanya. (flo/jpnn
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Natalia