jpnn.com, TIMOR TENGAH SELATAN - Bupati Timor Tengah Selatan (TTS), E.P Tahun resmikan teknologi sederhana pengubah udara menjadi air bersih.
Proyek ini sudah berlangsung lebih dari satu tahun atas kerja sama antara Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) Universitas Nusa Cendana (Undana), J Trust Bank dan Pemda TTS melalui pemerintah Desa Tesiayofanu dan masyarakat.
BACA JUGA: Paskibraka Nasional Asal NTT Ini Girang Proses Seleksi Transparan
Peresmian ini berlangsung di Desa Tesiayofanu, Kecamatan Kie, Kabupaten TTS, Nusa Tenggara Timur pada Rabu, (6/9).
Dalam proses kerja sama, terdapat tiga program, yakni: penyediaan air bersih lewat alat pengonversi udara menjadi air dengan menggunakan sumber listrik tenaga surya, pertanian hijau untuk kelompok kaum muda terutama perempuan dan pendidikan kepemimpinan untuk kaum muda perempuan.
BACA JUGA: TNI AD Gelar Program Binkom di TTS, Kolonel Junaidi Jadi Pembicara, Simak
Teknologi pengubah udara menjadi air merupakan hasil kombinasi pemanfaatan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan air water generator/AWG atau mesin pengubah udara menjadi air.
Teknologi AWG ini terdiri dari 10 buah mesin yang bekerja untuk mengubah udara menjadi air.
BACA JUGA: Rayakan Hari Anak Nasional, J Trust Bank Gandeng Yayasan Ronald McDonald House Charities
Dalam 1x24 jam, setiap unit mesin menghasilkan 35liter hingga 40liter air, sehingga dari 10 mesin yang ada dapat menghasilkan 400liter air bersih.
Air yang dihasilkan bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian dengan sistim irigasi tetes yang hemat air.
Hadir dalam acara ini, Alex Liu selaku Camat Kie, Semuel Apsalon Niap selaku Area Program Manager Plan Indonesia, Marina Meidiyanti Program Implementation Area (PIA) Timor, Matheus Timulafu sebagai Deputi PIA Manager, Perwakilan J Trust Bank, Ency Mataniari sebagai Corporate Communication, Ridyawan Amnar sebagai Corporate Secretary Division Head, Hana Beatrix Boboy sebagai Branch Manager J Trust Bank cabang Kupang.
“Terima kasih untuk Plan Indonesia, Undana, dan juga J Trust Bank yang sudah membantu kami. Teknologi ini merupakan yang pertama di TTS, sehingga kita berharap bisa membantu masyarakat Desa Tesiayofanu dalam memanfaatkan lahan dan juga kebutuhan air bersih lainnya. Dengan harapan semua kebutuhan yang berkaitan dengan air bersih bisa sedikit teratasi dan sambil kita terus membangun daerah ini agar terbebas dari berbagai persoalan, seperti penurunan angka stunting, perilaku hidup bersih dan sehat, dan persoalan lainnya," ujar Bupati TTS, E.P Tahun.
Sementara di tempat yang sama, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Undana, Dr. Ir. Damianus Adar, M.Ec mewakili Rektor Undana mengapresiasi kegiatan itu.
“Terima kasih untuk pak Bupati TTS, Plan Indonesia atas kerja sama ini, semoga kita terus berkolaborasi, bersinergi membangun bangsa ini dengan cara kita masing-masing. Kami dari Undana berharap lewat teknologi ini bisa dimanfaatkan dengan baik, masyarakat bisa menanam tanaman dan bisa ditata dengan baik untuk bisa terus bermanfaat. Mohon maaf jika da kekurangan, biarlah kekurangan itu bisa membuat kita terus bekerja sama di waktu-waktu selanjutnya," tuturnya.
Pada kesempatan yang sama Dini Widiastuti selaku Eksekutif Direktur Plan Indonesia mengatakan kegiatan ini juga perlu dilakukan untu pemeliharaan, pemanfaatan, dari semua komponen masyarakat desa terutama kaum muda
“Kami bekerja di Nusa Tenggara Timur (NTT) di Lembata, Nagekeo dan TTS, di TTS sendiri, kami berada di 46 desa. Harapannya, ke depan bisa menciptakan masyarakat desa yang mandiri, supaya semua program yang sudah dilakukan bisa berkelanjutan. Untuk itu, perlu dilakukan,” tutur Dini.
Dini juga mengapresiasi pemda TTS, pemerintah desa, sukarelawan Plan Indonesia yang sudah membantu kegiatan itu.
"Mudah-mudahan anak-anak kita terbebas dari stunting dan juga terutama terbebas dari kekerasan dan bisa mengakses pendidikan paling tidak hingga di jenjang sekolah menengah atas maupun sekolah menenghah kejuruan. Bersama kaum muda terutama kaum muda perempuan bisa memaksimalkan pemanfaatan lahan menggunakan irigasi tetes dari air yang didapatkan dari teknologi baru ini. Bagaimana caranya anak-anak muda kita tetap bisa membangun desa, tentunya harus diberikan alat, diberikan pelatihan, supaya mereka bisa berkarya dan membangun desanya sendiri," pungkas Dini. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi