jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Rumah Indonesia Merdeka (RIM) Irwan Suhanto mengatakan, partai-partai politik harus selektif menyodorkan kadernya untuk menjadi Ketua MPR RI.
Diketahui, dua partai, yakni Golkar dan Gerindra masih menginginkan kadernya untuk mengisi kursi Ketua MPR. “Jika logikanya menggunakan hasil pemilu 2019, maka yang paling layak memimpin MPR adalah kader dari Partai Golkar. Tapi Golkar itu harus benar-benar rapih dan teliti dalam mencalonkan kadernya,” kata Irwan di Jakarta, Rabu (2/10).
BACA JUGA: DPR 2014-2019 Selesai, Bamsoet: Tak ada Gading yang Tidak Retak
Irwan melanjutkan, Bambang Soesatyo (Bamsoet) yang dicalonkan Partai Golkar dianggap kurang layak memimpin MPR untuk 5 tahun ke depan.
“Saya pikir dia tidak kredibel, DPR di bawah kepemimpinan dia kan berantakan. Salah satu bukti aksi mahasiswa sampai hari ini masih berlangsung,” ujar Irwan.
BACA JUGA: Bursa Ketua MPR: Konon Bamsoet Undang Seluruh Sekretaris Fraksi Makan Siang
"Nah, tidak terjadi konsolidasi aktif wakil rakyat kepada rakyatnya yang melakukan demonstrasi, lalu produk legislasi juga jauh dari maksimal. Malah sangat sedikit undang-undang yang dihasilkan oleh DPR yang lama. Belum lagi soal anggaran, dan pengawasan eksekutif kan lemah saat Bamsoet menjabat ketua DPR. Dari situ kan terlihat pencapaian dia", kata Irwan menambahkan.
Menurut Irwan, Partai Golkar sebaiknya mengusulkan nama baru sebagai calon Ketua MPR yang lebih kredibel dan mampu membuat suasan politik menjadi nyaman. Serta, calon itu harus bisa diterima baik di kubu Koalisi maupun Oposisi.
BACA JUGA: Politikus Muda Golkar Bahagia Airlangga dan Bamsoet Kembali Bersatu
"Harus munculkan nama baru, Golkar kan gudangnya kader-kader terbaik negeri ini. Golkar punya seribu kader yang lebih baik dari Bamsoet. Jadi jangan itu lagi itu lagi," tutur Irwan.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pakar Agung Laksono memberikan 9 nama yang akan diajukan menjadi Ketua MPR. Salah satunya adalah Bambang Soesatyo, Ridwan Hisjam, Agun Gunandjar, Ferdiansyah, Ace Hasan, Kahar Muzakir, Zainudin Amali, dan Melchias Markus Mekeng.
Irwan melihat ada satu nama yang membuatnya menarik, yakni Ridwan Hisjam, tokoh senior Golkar dari Jawa Timur. Ia mengatakan, Ketua MPR lebih cocok dipimpin oleh seorang aktivisi seperti Ridwan Hijam.
“Sebaiknya MPR dipimpin aktivis, supaya lebih bisa merasakan ruh apabila ada demonstrasi penyampaian aspirasi dari luar. Aktivis lebih lentur dalam menangani itu,” jelasnya.(jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh